Lombok Utara, Katada.id- Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu meresmikan bantuan tiga lokal Ruang Kelas Belajar (RKB) SDN 4 Sigar Penjalin Kecamatan Tanjung, Selasa (1/11). RKB ini dibangun Yayasan Classroom of Hope Indonesia serta Perusahaan Block Solution asal Finlandia bekerjasama dengan Pemda Lombok Utara memiliki bahan material daur ulang sampah plastik.
“Saya berterimakasih kepada lembaga pendonor yang mau melakukan perbaikan terhadap sekolah yang rusak akibat gempa di KLU,” ujar Djohan ditemui usai peresmian.
Ia menuturkan, masih banyak sekolah di KLU yang kondisinya rusak akibat gempa. Tidak hanya fasilitas belajar, banyak rumah ibadah dan rumah warga yang masih belum bisa dibangun. Menurutnya, hal ini terkendala pemblokiran rekening yang dilakukan BNPB. Pemda tengah berusaha agar bisa mencairkan anggaran yang masih terblokir tersebut.
“Saya sudah perintahkan Wabup sampai 5 kali untuk membuka blokir itu tadi.
Mudah-mudahan hari ini selesai, termasuk ada tambahan dana Rp 124 miliar,” jelas dia.
Mendengar rencana yayasan yang ingin membangun perusahaan di Lombok, Djohan ingin itu bisa dibangun di KLU. Hal ini lantaran material pembangunan tersebut sangat bagus untuk lingkungan. Sebab secara langsung mengurangi keberadaan sampah plastik yang masih menjadi persoalan.
“Manfaatnya pun akan baik jika digunakan untuk pembangunan khususnya rumah tahan gempa,” tandas dia.
Sementara itu, Ketua Yayasan Class Room of Hope Indonesia Jimmy Hutasoit menjelaskan, pembangunan RKB tiga lokal ini kurang lebih membutuhkan sekitar 28 hari pengerjaan. Pihaknya membutuhkan sekitar 6 ton sampah untuk membangun tiga kelas belajar ini dengan rincian luas 48 meter persegi. Selain di SDN 4, pihaknya juga akan membangun rumah percontohan di Desa Sigar Penjalin dengan luas 40 meter persegi.
“Untuk pondasinya saja kita membutuhkan sekitar waktu 7 hari pengerjaanya. Kita sudah melakukan testing penguatan eco blok ini, kalau satu eco block ini 10 kali lipat lebih kuat daripada batu bata merah,” jelas dia.
RKB ini merupakan eco block yang hampir 100 persen berbahan dari sampah. Bangunan akan fleksibel ketika ada getaran gempa dan tidak mengakibatkan keretakan.
Yayasan Class Room of Hope mencatat, ketika gempa Agustus 2018 lalu ada sekitar 3,500 ruang kelas belajar dari 600 sekolah terdampak gempa. Di antaranya 1.400 RKB itu hancur. Ini merupakan tugas yang akan dilakukan oleh yayasan yang dia pimpin kedepannya.
“Eksistensi kami ingin membangun sekolah yang terdampak itu khususnya di Lombok. Visi kita dalam 5 tahun kedepan ada sekitar 200 sekolah dengan menggunakam eco block dari Finlandia ini,” pungkasnya.(ham)