LOMBOK BARAT-Petani garam di di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat (Lobar) tersenyum lega. Kualitas garam yang dihasilkan sangat bagus. Cuaca yang bersahabat ditambah dengan penerapan sistem geoisolator dari program Dinas Kelautan dan Perikanan Lombok Barat, para petani optimis bisa panen hingga lima kali tahun.
Jika tahun lalu para petani hanya menghasilkan 5 ton untuk satu petak, kini dengan adanya integrasi lahan panen menjadi lebih meningkat. Satu petak dapat menghasilkan 7 ton.
“Kalau sekali panen ini kita dapat sekitar 100 ton untuk yang lima petak. Ukuran satu petak itu panjangnya 33 meter dan lebarnya 3,3 meter. Kita targetkan yang 47 petak ini 7.700 ton. Untuk panen keduanya bisa mencapai 1.000 ton,” kata Mahyudin, Ketua Kelompok Petani Garam Bertong Bangkit usai acara Panen Raya Garam di Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong, Rabu (4/9).
Penerapan sistem geoisolator dirasa sangat bermanfaat. Ia mengakui, garam tidak ada yang terbuang karena semua dapat diambil bersih. Selain kualitasnya terjamin, kadarnya juga bagus untuk industri.
“Karena petani garam yang ada di NTB ini di sini yang bisa dipakai untuk industri. Seperti sekarang ini PDAM yang mengambil langsung dan kita juga ditangani koperasi dengan harga satu kilonya Rp 3.500 untuk ASN dan untuk non ASN paling Rp 1.000,” katanya.
Untuk penghasilan per bulan, ia mengaku, bisa mencapai Rp 3 juta per anggota. Itu tidak terlepas dari kerja keras dari petani garam, juga bantuan dari pemerintah.
’’Memang dulu pahit, sekarang jadi manis bagi para petani garam. Memang dulu kita sudah pasrah dengan keadaan pemasaran tidak ada, kalau sekarang berapa ribu ton tetap diambil,” kenangnya. (miq)