Mataram, katada.id – Masyarakat Kabupaten Bima dan Dompu mengeluhkan langkanya gas elpiji 3 kilogram (Kg). Selain langka, harga elpiji melon mahal.
Siti, warga Desa Sumi, Kecamatan Lambu, Bima mengaku, gas elpiji 3 kg dijual dengan harga sekitar Rp 35.000. “Harga gas di sini mahal dan sulit didapatkan,” ujarnya pada katada.id, Sabtu (7/9).
Hidayat, warga Desa Leu, Kecamatan Bolo, Bima mengeluhkan hal yang sama. Ia terpaksa membeli gas di Kabupaten Dompu, karena di seputaran Bolo sulit didapatkan. “Kami harus membeli dari kios penjual yang mengambil dari pengecer. Di Leu, stoknya cepat habis, sedangkan di Dompu masih lumayan ada,” katanya.
Hidayat mengungkapkan bahwa pada bulan Juli laku, harga gas elpiji 3 kg sempat tembus Rp 50.000 “Sekarang harganya sudah turun menjadi Rp 35.000. Di sini ada lebih dari ribuan kepala keluarga, sementara jumlah gas yang diterima setiap agen paling tinggi 200 tabung, jadi tidak sebanding,” ungkapnya.
Nur, warga Desa Mpili, Kecamatan Donggo, Bima mengatakan, gas elpiji yang dijual seharga Rp 35.000 sulit didapatkan. “Kami harus mencari ke berbagai tempat. Biasanya, kami harus pergi ke Sila atau ke agen di Desa O’o atau Desa Mbawa, di mana sering terjadi rebutan dan banyak orang yang mengantri,” keluh Nur.
Di Kabupaten Dompu, kondisi serupa terjadi. Jaenab, warga Desa Soritatanga, Kecamatan Pekat mengatakan, gas elpiji dijual dengan harga Rp 35.000 dan hanya tersedia di agen seminggu sekali. “Sekarang harganya Rp 35.000, tapi jika langka bisa mencapai Rp 50.000,” jelas Jaenab.
Mataram Masih Normal
Sementara itu, di Kota Mataram, harga elpiji 3 kg rata-rata dijual dengan harga Rp 20.000 dan tidak mengalami kelangkaan. Misalnya di Kecamatan Sekarbela dan Selaparang, harga elpiji subsidi untuk warga miskin tersebut kisaran Rp 20.000.
Harga jual elpiji 3 kg di kios ini lebih mahal dari harga eceran tertinggi (HET). Pemerintah Provinsi NTB melalui Peraturan Gubernur Provinsi NTB Nomor 750/444/2023 menetapkan HET untuk tabung gas warna hijau itu Rp 18.000.
Sementara, Kepala Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti belum merespon konfirmasi media ini. (com)