Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Daerah

Lautan Massa Tumpah Ruah di Jalan Sehat Kerukunan Kemenag NTB

×

Lautan Massa Tumpah Ruah di Jalan Sehat Kerukunan Kemenag NTB

Sebarkan artikel ini
Kegiatan "Jalan Sehat Kerukunan" Kemenag NTB dalam memperingati HUT RI ke 80.

Mataram, katada.id – Lebih dari 50 ribu orang memadati ruas Jalan Udayana, Kota Mataram, Sabtu (16/8). Mereka datang dari lima kabupaten/kota di Pulau Lombok untuk mengikuti *Jalan Sehat Kerukunan* yang digelar Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) NTB.

Titik start dan finis dipusatkan di depan Kantor Kemenag NTB. Sejak pagi, peserta sudah memadati lokasi. Kegiatan berlangsung meriah, penuh semangat, dan menjadi momentum penguat solidaritas menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

Example 300x600

Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri, Kapolda NTB Irjen Pol Hadi Gunawan, hingga Wakil Ketua DPRD NTB H. Muzihir tampak hadir bersama jajaran Forkopimda lainnya.

“Kehadiran Forkopimda ini menunjukkan bahwa menjaga kerukunan adalah tanggung jawab kita bersama. Bukan hanya milik Kementerian Agama,” tegas Kakanwil Kemenag NTB Zamroni Aziz saat membuka acara.

Ia mengapresiasi antusiasme peserta yang membeludak. Meski baru dari Pulau Lombok, namun dukungan juga datang dari Pulau Sumbawa.

“Teman-teman dari Sumbawa sebenarnya ingin ikut juga. Insya Allah, akan ada kegiatan lanjutan. Di atas tanggal 20 Agustus nanti, kami akan gelar doa lintas agama dengan target hingga 50 ribu jemaah,” imbuhnya.

 

Kapolda NTB Irjen Pol Hadi Gunawan menegaskan bahwa kerukunan adalah modal utama pembangunan. Ia menautkan kegiatan ini dengan semangat HUT ke-80 RI bertema “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.”

“Kalau tidak ada persatuan, pembangunan bisa terganggu. Kegiatan ini menyatukan semua elemen tanpa melihat agama dan ras. Inilah wajah NTB yang sesungguhnya,” katanya.

Wakil Gubernur NTB, yang akrab disapa Umi Dinda, mengajak masyarakat untuk terus menjalin ukhuwah. Menurutnya, jalan sehat ini bukan hanya soal kebugaran, tapi juga simbol harmoni dalam keberagaman.

“Perbedaan itu bukan pemecah, tapi justru memperindah. Seperti pelangi yang cantik karena terdiri dari banyak warna,” tuturnya. (*)

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *