Mataram, katada.id – Pulau Sumbawa akhirnya memiliki politeknik pertama. Namanya Politeknik AMA, yang resmi berdiri di Jln. L. Imam Bonjol No. 31, Salama, Kota Bima.
Kampus ini hadir berdasarkan SK Kemendiktisaintek Nomor: 475/B/0/2025, dengan tiga program studi perdana: Bisnis Digital, Akuntansi Sektor Publik, dan Agribisnis Peternakan.
Direktur Politeknik AMA, Kharismafullah, S.Pt., M.Pt., mengatakan ratusan mahasiswa telah mendaftar pada tahun perdana.
“Alhamdulillah, ada 215 mahasiswa yang telah bergabung. PKKMB akan digelar 27–28 September, dan kuliah aktif dimulai 6 Oktober mendatang. Ini bukti kepercayaan masyarakat terhadap Politeknik AMA,” ujarnya, Senin (22/9) saat diwawancarai katada.id.
Buah Karya Anak Muda
Politeknik AMA lahir dari tekad Kharismafullah, seorang pemuda 28 tahun kelahiran Desa Kala, Kecamatan Donggo. Ia merintis kampus ini selama tiga tahun.
“Semangat kita sederhana, menghadirkan pendidikan tinggi yang murah, berkualitas, dan beridentitas sebagai ‘Kampus Rakyat,” kata alumni Universitas Mataram dan Universitas Brawijaya.
Menurut mahasiswa pendidikan Doktoral Universitas Brawijaya ini, Politeknik AMA dibangun untuk menyediakan kesetaraan akses menyongsong pendidikan tinggi.
Lulusan disiapkan menjadi generasi cerdas, terampil, serta berdaya saing tinggi. Untuk memandu cita-cita mulia itu, Politeknik AMA dibangun dengan tiga pilar filosofi yakni, Mengakar (berbasis kebutuhan rakyat) Membumi (dekat dengan rakyat) dan Menjulang (mencetak lulusan yang kompetitif).
“Politeknik AMA harus benar-benar menjadi Kampus Rakyat, hadir untuk semua kalangan, tapi tetap menjunjung kualitas setara perguruan tinggi besar,” tegas Kharis.
Ia menambahkan, kampus ini akan menjadi mitra strategis pembangunan daerah, terutama di sektor unggulan pertanian, peternakan, kehutanan, dan kelautan.
Siapkan 7 Prodi Baru
Selain tiga prodi awal, Politeknik AMA tengah menyiapkan tujuh program studi baru: Promosi Kesehatan, Teknologi Pengelolaan Hutan, Pertanian Presisi, Agribisnis Perikanan, Seni, Desain Grafika, dan Administrasi Publik.
“Politeknik AMA harus jadi pusat ilmu pengetahuan sekaligus motor pembangunan ekonomi lokal. Untuk itu, partisipasi publik sangat penting. Kami terbuka pada saran dan kritik agar kampus ini tumbuh relevan, unggul, dan bermanfaat luas bagi rakyat,” tutupnya.