Bima,katada.id- Suasana hening menyelimuti upacara bendera di SMAN 1 Donggo, Senin pagi (29/9). Rutinitas penghormatan merah putih terasa berbeda.
Pagi itu, Makarau M.Pd, mengumumkan bahwa dirinya bukan lagi Kepala SMAN 1 Donggo, naungan Pemprov NTB.
“Upacara ini yang terakhir. Saya sudah resmi bertugas di Pemkab Bima,” katanya dengan suara bergetar saat menjadi Pembina Upacara, terakhir kalinya.
Mendengar itu, tangis pecah. Guru dan siswa larut dalam haru. Bahkan, seorang guru pingsan lebih dari satu jam karena tak kuasa menerima kabar tersebut.
“SMAN 1 Donggo menangis. Kami syok mendengarnya. Seorang guru bahkan pingsan saat mendengar kesaksian itu,” ungkap Ainul Muwaris, tenaga honorer sekolah “lereng gunung” itu, Senin malam (29/9).
Puluhan Tahun Mengabdi
Tangis itu wujud penghormatan atas jejak pengabdian Makarau. Bagaimana tidak, ia melayani dunia pendidikan, mulai dari ikut mendirikan sekolah, mengajar, hingga menjadi Kepala SMAN 1 Donggo.
“Bapak Makarau bukan hanya pemimpin, melainkan Maha Guru yang mengajarkan kami ketulusan, kesabaran, dan keikhlasan. Beliau sosok ayah yang mengajarkan arti kehidupan,” ungkap Faharudin, guru Pendidikan Agama Islam.
Bagi para guru, alumni HMI Makassar itu meninggalkan banyak warisan. Program yang ia gagas, seperti Guru Asuh, Jumat Bertaklim, Tadarus tiap pergantian jam, dan Sabtu Berbudaya bahkan telah diadopsi Kemendikbud
Jejak kepemimpinannya juga diakui Syahrul, S.Pd. Menurutnya, berkat perjuangan dan ketabahan hati Makarau, SMAN 1 Donggo ditetapkan sebagai 1 dari 4 Sekolah penggerak di Kabupaten Bima.
“Sekolah ini penggerak karena buah dedikasi beliau,” ucapnya lirih.
Tegas dan Bijaksana Berpadu
Bagi Nurul Kusumawardana, S.Pd, Pak Rao adalah figur yang dicintai sekaligus dihormati. Ia sosok pengayom sejati, yang membuat sekolah terasa seperti rumah bagi seluruh civitas akademika.
“Ketegasan beliau selalu berjalan seiring dengan kebijaksanaan. Setiap keputusan diambil dengan penuh pertimbangan, berlandaskan tanggung jawab, dan berorientasi pada kebaikan bersama,” ungkap guru PPKN itu.
Nurul menambahkan, jika melihat jajaran yang keliru atau salah langkah, Pak Rao selalu menegur dengan hati, penuh kasih sayang, dan tetap bijaksana.
“Siapapun yang berada dalam kepemimpinannya selalu merasa dihargai. Kami akan selalu merindukan beliau,” ucapnya lirih.
Lompatan Besar Membangun Peradaban
Muhamad Arif, S.H menilai Pak Rao sebagai sosok yang sangat berjasa bagi dunia pendidikan sekaligus peradaban di Bima.
“Beliau tidak hanya menjadikan sekolah sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga pusat pengembangan peradaban ilmu dan karakter di tanah Bima. Jejak visionernya sudah terlihat sejak awal memimpin SMAN 1 Donggo,” tegas lawyer muda NTB ini.
Arif menyaksikan langsung bagaimana dalam 12 tahun kepemimpinan Makarau, SMAN 1 Donggo mengalami lompatan signifikan, baik dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia maupun pembangunan fisik sekolah.
“Guru selalu didorong untuk meningkatkan kompetensi, sehingga tercipta iklim belajar yang sehat, dinamis, dan berdaya saing. Beliau juga serius memperkuat sarana-prasarana, menghadirkan lingkungan belajar yang nyaman dan representatif bagi seluruh siswa,” tutur Mahasiswa Pasca Sarjana Unram.
Kepemimpinan Pak Rao juga berdampak luas ke masyarakat. Ia menggarisbawahi visi besar sekolah: “Sekolah Berkarakter Maja Labo Dahu”.
“Pemikiran itu jelas berorientasi ke masa depan. Baginya, kunci peradaban bukan hanya proses belajar mengajar, melainkan membentuk generasi berkarakter, mandiri, dan siap bersaing di era global,” tambah alumni SMAN 1 Donggo itu.
Senada, Mahmud, S.H., M.H., menilai Pak Rao telah berhasil membangun sistem, institusi, sekaligus ekosistem pendidikan yang kuat di SMAN 1 Donggo.
“Beliau guru ideologi. Kita berharap jejak baik dan capaian itu diteruskan. Entah siapapun penggantinya,” temannya.
Momentum Pengabdian Baru
Sementara akademisi Universitas Nggusu Waru (Unswa) Bima, Dr. Syukurman, M.Pd mengakui bahwa Pak Rao figur teladan anak muda.
“Beliau haus ilmu, bijak, dan sangat berkarisma. Kehadirannya selalu memberi energi positif. Baik sebagai pembicara juga donatur” ujar, Dekan FKIP Unswa ini.
Firdaus Mastudin, wali murid sekaligus Kades Kala, menilai kepemimpinan Makarau membuat sekolah berbenah total.
“Dulu konflik antar siswa marak. Tapi beliau hadir dengan ketegasan sekaligus wibawa. Sekarang prestasi melonjak, sarana-prasarana berkembang, dan mutu pendidikan meningkat,” jelasnya.
Meski berat melepas, Firdaus yakin pindah tugas ini hanyalah awal dari pengabdian yang lebih luas.
“Mutiara tetaplah mutiara. Dimanapun beliau berada, akan selalu memberi cahaya. Kita berharap di Pemkab Bima, beliau terus berkontribusi positif,” pungkasnya. (*)