Kota Bima, katada.id- Pemkot Bima memilih untuk tidak berpangku tangan, menyusul rencana pengurangan Dana Tranfer Daerah dari Pemerintah Pusat.
Betapapun itu sulit dan berdampak terhadap pembangunan daerah, Wali Kota meminta jajarannya optimis. Sembari menekankan pentingnya optimalisasi potensi daerah: Sebagai sumber pendapatan alternatif.
“Di tengah kondisi sulit ini, kita harus optimis. Kita dorong dan optimalkan semua potensi yang belum digarap secara maksimal,” ujar Aji Man, sapaan akrabnya di kegiatan rapat koordinasi bersama seluruh kepala perangkat daerah, Senin (13/10).
Eks legislator Provinsi NTB itu mengungkap sejumlah sejumlah potensi yang bisa dimaksimalkan. Diantaranya, peningkatan capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD), optimalisasi pajak restoran, PBB, pajak kendaraan, air tanah, serta pajak reklame yang selama ini belum tergarap secara optimal.
Ia juga menyinggung pentingnya mendorong partisipasi pihak eksternal melalui forum CSR, mengakses dana hibah, serta memanfaatkan program pemerintah pusat seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk menggerakkan ekonomi daerah.
“Yang belum dikelola maksimal, kita maksimalkan. Ini saatnya kita membangun kemandirian daerah,” tegasnya.
Aji Man memastikan bahwa berkurangnya dana transfer di tahun 2026 tak akan menganggu pelayanan publik.
“Pelayanan publik tetap menjadi prioritas,” imbuhnya.
Sebagai informasi, rakor tersebut turut dihadiri Pj. Sekda Kota Bima, para asisten, staf ahli, kepala OPD, camat, dan lurah se-Kota Bima.(*)