Sumbawa, katada.id – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal, menyatakan komitmen penuhnya untuk memperjuangkan transformasi Universitas Samawa (Unsa) menjadi universitas negeri.
Langkah ini sejalan dengan tekad Pemprov NTB untuk memastikan pemerataan pembangunan antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
Dukungan itu disampaikan Gubernur Iqbal saat menghadiri Rapat Terbuka Senat Unsa dalam rangka Wisuda Angkatan XXII Program Magister, Sarjana, Profesi Ners, dan Diploma, Rabu (29/10).
Dalam pidatonya, Gubernur Iqbal menegaskan bahwa keadilan pembangunan berarti memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh wilayah NTB untuk tumbuh. “Lombok dan Sumbawa harus berjalan beriringan, maju bersama,” tegasnya.
Fakultas Kedokteran Pertama
Selain status negeri, aspirasi besar yang disampaikan Rektor Unsa, Prof. Saifuddin Iskandar Itini, adalah pendirian Fakultas Kedokteran (FK) pertama di Pulau Sumbawa. Saat ini, seluruh FK di NTB masih terpusat di Pulau Lombok.
Merespons hal ini, mantan Dubes Indonesia untuk Turki itu memberikan dukungan penuh. “Saya mendukung jika Universitas Samawa siap mendirikan Fakultas Kedokteran pertama di Pulau Sumbawa. Ini penting untuk menghadirkan Center of Excellence di bidang kesehatan,” ucapnya.
Menurut Iqbal, pendirian FK di Sumbawa merupakan langkah strategis untuk menghadirkan layanan pendidikan dan kesehatan yang lebih merata. Ia berharap, selama masa pengabdiannya, dapat meninggalkan jejak positif, salah satunya dengan berdirinya FK di Unsa.
Prioritas Kesehatan dan Peningkatan Layanan
Komitmen Gubernur Iqbal terhadap Pulau Sumbawa juga diwujudkan melalui prioritas peningkatan layanan kesehatan. Pemprov NTB telah memfokuskan sejumlah program pembangunan di wilayah tersebut, termasuk peningkatan status RSUD Provinsi Manambai Abdulkadir dari tipe C menjadi tipe B, yang akan segera beroperasi untuk menangani kasus-kasus medis serius.
“Saya ingin memastikan bahwa Sumbawa mendapat porsi pembangunan yang setara. Karena itu, saya memprioritaskan peningkatan layanan kesehatan di Pulau Sumbawa,” tegasnya.
Gubernur juga menyinggung pentingnya makna wisuda. Ia menyampaikan bahwa menjadi sarjana bukanlah akhir, melainkan awal. “Ukuran seorang sarjana bukan hanya yang cepat mendapatkan pekerjaan, tetapi yang mampu memberi manfaat bagi masyarakat,” pesannya. (*)













