Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Daerah

Mendiktiristek Apresiasi Kongres Nasional XX PERHATI-KL di NTB, Prof. Hamsu Kadriyan: Kita menuju kemandirian alat kesehatan nasional

×

Mendiktiristek Apresiasi Kongres Nasional XX PERHATI-KL di NTB, Prof. Hamsu Kadriyan: Kita menuju kemandirian alat kesehatan nasional

Sebarkan artikel ini
Ketua Pengurus Pusat PERHATI-KL, Dr. dr. Yussy Afriani Dewi (kiri), Ketua Panitia Konas XX PERHATI - KL, Prof. Hamsu Kadriyan (tengah) dan Ketua Pengurus PERHATI-KL NTB, dr. Mochammad Alfian Sulaksana (kanan)

Mataram, katada.id – Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher Indonesia (PERHATI-KL) menggelar Kongres Nasional (Konas) ke-XX di Hotel Lombok Raya, Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada 28 Oktober hingga 1 November 2025.

 

Example 300x600

Acara ilmiah nasional yang dihadiri lebih dari 1.300 dokter spesialis THT-KL dari seluruh Indonesia ini menjadi wadah penting untuk memperbarui pengetahuan medis, memperkuat jejaring profesi, serta mendorong kemandirian inovasi teknologi alat kesehatan dalam negeri.

 

Sebagai Chairman of Congress, Prof. Dr. dr. Hamsu Kadriyan, Sp.T.H.T.B.K.L. Subsp. Onk(K), M.Kes., FICS, menyampaikan bahwa selain pembaruan ilmu dan keterampilan, forum ini juga menjadi ajang pemilihan Ketua Umum baru PERHATI-KL Pusat untuk periode tiga tahun mendatang.

 

“Kita bersyukur sebagai tuan rumah, NTB dapat memfasilitasi pertemuan nasional ini. Lebih dari 1.300 dokter hadir untuk berdiskusi, berbagi inovasi, dan merumuskan arah pengembangan profesi THT-KL ke depan. Ini bukan hanya tentang pembaruan keilmuan, tapi juga langkah strategis menuju kemandirian alat kesehatan nasional,” jelas Prof. Hamsu Kadriyan kepada media usai pembukaan Konas, Kamis (30/10/2025).

 

Kegiatan yang dinahkodai Prof. Hamsu Kadriyan tersebut juga menampilkan berbagai inovasi alat kesehatan karya dokter THT Indonesia yang mulai dilirik pemerintah. Salah satunya adalah pengembangan alat bantu pendengaran dan perangkat terapi kelainan bawaan lahir, yang diharapkan dapat diproduksi massal di dalam negeri dengan kualitas baik namun harga terjangkau.

 

“Indonesia memiliki sekitar 2.000 rumah sakit, namun baru sekitar 600 yang memiliki dokter THT dengan fasilitas memadai. Jika alat seperti input unit dan implant koklea bisa diproduksi lokal, pelayanan kesehatan di daerah dapat lebih merata,” tambah Prof. Hamsu Kadriyan, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.

 

Sementara itu, Ketua Pengurus PERHATI-KL NTB, dr. Mochammad Alfian Sulaksana, Sp.T.H.T.B.K.L. Subsp. Onk(K), FICS, menyatakan kebanggaannya karena NTB menjadi tuan rumah pertemuan ilmiah terbesar bagi dokter THT se-Indonesia.

 

“Ini momentum yang membanggakan bagi NTB. Selain sebagai ajang ilmiah, kegiatan ini juga memperkuat posisi daerah sebagai tuan rumah kegiatan akademik berskala nasional,” ujarnya.

 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Pusat PERHATI-KL, Dr. dr. Yussy Afriani Dewi, Sp.T.H.T.B.K.L. Subsp. Onk(K), M.Kes., FICS, menekankan pentingnya kolaborasi lintas kementerian dalam memperkuat riset dan inovasi kedokteran.

 

“Kita ingin Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tapi juga produsen bahkan pengekspor alat kesehatan. Melalui sinergi Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan Tinggi, inovasi dari para dokter THT Indonesia termasuk gagasan yang diinisiasi Prof. Hamsu Kadriyan akan terus difasilitasi agar bisa menjadi produk nyata,” ujarnya optimistis.

 

Melalui sambungan virtual, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktiristek) RI, Prof. Brian Yuliarto, Ph.D, memberikan apresiasi atas penyelenggaraan Konas XX PERHATI-KL di NTB yang dikomandoi oleh Prof. Hamsu Kadriyan. Ia menyebut kegiatan ini selaras dengan visi Indonesia Sehat 2045.

 

“Kongres ini adalah momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antara akademisi, profesi, dan pemerintah. Pendidikan dokter spesialis harus berorientasi pada inovasi dan teknologi medis. Pemerintah mendukung penguatan riset, pengembangan kecerdasan buatan, dan inovasi alat kesehatan dalam negeri,” ujar Mendiktiristek Prof. Brian Yuliarto.

 

Selain forum ilmiah dan pameran inovasi, Konas XX juga menjadi ajang pemilihan Ketua Umum PERHATI-KL Pusat periode 2025–2028, yang dilakukan secara elektronik (e-voting) dengan sistem verifikasi barcode dan pengawasan ketat dari panitia pemilihan.

 

Dua calon yang akan bersaing dalam pemilihan tersebut yakni Dr. Marlinda Adham, Sp.T.H.T.B.K.L, Subsp. Onk(K), Ph.D., FACS, dari Cabang DKI Jaya, serta Prof. Dr. dr. Achmad Chusnu Romdhoni, Sp.T.H.T.B.K.L, Subsp. Onk(K), FICS, dari Cabang Jawa Timur.

 

Sistem pemilihan berbasis elektronik ini diharapkan menjadi model demokrasi digital yang transparan dan efisien bagi organisasi profesi medis di Indonesia.

Dengan mengusung tema “Sinergi Ilmu, Inovasi, dan Integritas Menuju Indonesia Mandiri dalam Teknologi Kesehatan”, Kongres Nasional XX PERHATI-KL di NTB menjadi tonggak sejarah baru bagi dunia kedokteran Indonesia. Kegiatan yang dinahkodai Prof. Hamsu Kadriyan ini menggabungkan semangat ilmiah, inovasi nasional, dan kolaborasi lintas sektor demi pelayanan kesehatan yang lebih merata di seluruh Tanah Air.

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *