Scroll untuk baca artikel
Daerah

Bupati Najmul Membuka Workshop Desa Sadar Kerukunan, Diapresiasi Kemenag NTB Sebagai Daerah Nihil Konflik

×

Bupati Najmul Membuka Workshop Desa Sadar Kerukunan, Diapresiasi Kemenag NTB Sebagai Daerah Nihil Konflik

Sebarkan artikel ini
Bupati KLU, Dr. H. Najmul Akhyar, SH., MH, secara resmi membuka Workshop Desa Sadar Kerukunan yang diusung oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Lombok Utara, Kamis (6/11/2025), bertempat di Aula Kantor Desa Bentek.

Lombok Utara, Katada.id– Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) memperkuat fondasi sosialnya melalui kerukunan umat beragama. Bupati KLU, Dr. H. Najmul Akhyar, SH., MH, secara resmi membuka Workshop Desa Sadar Kerukunan yang diusung oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Lombok Utara, Kamis (6/11/2025), bertempat di Aula Kantor Desa Bentek.

Mengambil tema “Bersatu dalam Perbedaan Berbasis Kearifan Lokal”, acara ini dihadiri Kepala Kanwil Kemenag Provinsi NTB, H. Zamroni Aziz, S.Hi., MH, dan perwakilan berbagai umat beragama.

Bupati Najmul menyampaikan kegiatan ini sangat penting dalam memperkuat kehidupan berbangsa dan beragama di tengah masyarakat KLU yang majemuk. Ia mengapresiasi sinergi antara Pemda, Kemenag, dan FKUB.

“Kerukunan adalah fondasi kehidupan bermasyarakat. Ketika umat beragama saling menghormati dan menjaga kenyamanan satu sama lain dalam beribadah, maka kedamaian dan kesejahteraan akan tercipta dengan sendirinya,” ujar Bupati.

Kepala Kanwil Kemenag Provinsi NTB, H. Zamroni Aziz, memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas kondisi kerukunan yang terjaga baik di KLU. Ia menilai KLU, yang baru berusia 17 tahun, telah menunjukkan kemajuan luar biasa baik fisik maupun sosial keagamaan.

“Kabupaten Lombok Utara hampir tidak pernah terdengar ada konflik. Program pemerintah, baik daerah maupun pusat, akan berjalan dengan baik jika umatnya hidup rukun,” tegas Zamroni.

Ia menambahkan, keberhasilan pembangunan di KLU tidak lepas dari kuatnya rasa toleransi dan solidaritas antarumat beragama yang terjalin selama ini. Bahkan, meskipun pondok pesantren swasta tidak sebanyak kabupaten lain, perhatian dan dukungan anggaran keagamaan terus mengalir ke KLU.

Melalui workshop ini, para peserta diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai toleransi, gotong royong, dan penghormatan terhadap perbedaan sebagai bagian dari budaya lokal, sekaligus mempertegas komitmen bersama dalam membangun daerah yang damai dan sejahtera.(*)

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *