Bukan Kejati, kasus dugaan korupsi GOR Bima Ramah kini ditangani Polda NTB

0
Ini bangunan GOR Bima Ramah yang dikerjakan dengan anggaran Rp 11 miliar lebih. (foto facebook)

Bima, katada.id – Pembangunan gedung gelanggang olahraga (GOR) Bima Ramah diduga bermasalah. Proyek yang diserahterimakan Maret ini sempat dilaporkan ke Kejati NTB pada Mei lalu.

Kejati sempat menindaklanjuti dengan menelaah data-data yang disampaikan pelapor. Bahkan, mereka berencana mengumpulkan data dan keterangan pihak terkait. “Memang dilaporkan ke kami, tapi pelapor juga menyampaikan laporan ke polda,” kata Kasi Penkum dan Humas Kejati NTB Dedi Irawan kepada wartawan, Selasa (1/9).

Ia mengungkap, Polda NTB lebih dulu melakukan pengumpulan data dan keterangan. Karena itu, pihaknya tidak menindaklanjuti atau menangani kasus tersebut. ’’Satu kasus tidak mungkin ditangani dua lembaga hukum. Jadi kami tidak tangani karena sudah ditangani oleh polda,’’ tandasnya.

Sebagai informasi, proyek GOR Bima Ramah ini menelan anggaran Rp 11.210.000.000 dengan pajak 10 persen. Proyek tersebut dikerjakan PT Kerinci Jaya Utama yang beralamat di Kota Mataram, NTB. Proyek ini juga mengalami keterlambatan. Sehingga kontraktor dikenakan denda sebesar Rp 192 juta.

Sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Chairunnas angkat bicara via akun media sosial facebooknya. ’’Dengan terpaksa saya PPK GOR harus menjelaskan, meski bukan pada tempatnya,’’ tulisnya, Kamis (7/5).

Ia menilai sorotan yang dialamatkan kepada proyek tersebut di luar fakta. ’’Saya memantau sudah mengarah ke ghibah dan fitnah, GOR ini bukan sarang walet tapi motiv uma lengge,’’ terangnya.

Ia menjelaskan GOR ini bukan pabrik di Jakarta. Tapi tribun Vip dan 3 tribun penonton berada di lantai 2. ’’GOR ini tipe B dengan luas arena berukuran 25×40 meter. Tinggi 12 meter,’’ rincinya.

GOR tipe B ini menyiapkan pembinaan 6 cabor. Yakni 1 lapangan voli 4 lapangan badminton, 4 lapangan takraw, 1 lapangan tenis, 1 lapangan basket, dan 1 lapangan futsal.

‘’GOR ini dilengkapi dengan ruangan Security, Tiket, Manager, Sekretariat, Pemanasan Atlet, Mushalla, Wudhu, Konfrensi Pers, Gardu, Panel, Rehat Atlet, Rehat Wasit/ Panitia, Medis, Tes Dopping dan Perlengkapan,’’ bebernya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, GOR ini sejak 2005 dinanti. Banyak hambatan dihadapi. ’’Alhamdulillah, meski di CCO, meski di adendum dan didenda karena keterlambatan, sudah di PHO 26 Maret 2020,’’ ujarnya. (rif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here