Katada

Belasan Warga Kecarunan Usai Konsumsi Ikan Tercemar Limbah di Teluk Bima

Warga Desa Lewintana, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, Habibah saat dirawat di Puskesmas Soromandi, Rabu (27/4/2022). (Istimewa)

Bima, katada.id – Seorang warga Desa Lewintana, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima harus dilarikan ke Puskesmas Soromandi.

Wanita bernama Habibah mengalami keracunan diduga usai mengonsumsi ikan pari yang tercemar limbah di Teluk Bima, Rabu (27/4/2022).

“Iya memang benar, ada satu orang (keracunan),” terang Kepala Desa (Kades) Lewintana, Hidayat.

Ia mendapat informasi kalau wanita berusia 50 tahun itu keracunan dari Ketua RT 01. “Untuk sementara ini, saya sudah himbau warga saya untuk tidak konsumsi ikan yang diambil tadi siang,” imbau dia.

Baca JugaTernyata Fenomena Alam, Gumpalan di Teluk Bima Bukan Limbah tapi Ingus Laut

Selain itu tambahnya, pemdes sudah berkoordinasi dengan Puskesmas Soromandi untuk menyiagakan ambulance jika ada penambahan warga yang keracunan.  “Ambulance sudah kami siagakan,”  ujarnya.

Ketua Rt 01 Rw 01 Desa Soromandi, Haris membenarkan adanya warga yang keracunan diduga usai mengonsumsi ikan yang diambil di pinggir pantai tadi. “Tadi usai salat ashar, warga yang kebetulan ibu saya ini, mulai merasakan pening-pening,” ungkap Haris.

Kemudian gejala semakin bertambah, yakni muntah-muntah tanpa henti sehingga akhirnya dilarikan ke RSUD.

Baca JugaPerairan Teluk Bima Tercemar Limbah, Paling Parah di Depan Depo Pertamina

Menurut Haris, korban tidak memiliki riwayat alergi mengonsumsi ikan pari. Karena selama ini sudah terbiasa menjadikannya sebagai lauk.

Warga sejak pagi hingga siang, dikagetkan dengan banyaknya ikan pari yang tiba-tiba keluar ke pinggir tepi laut, sehingga berbondong-bondong mengambilnya.

“Ya ramai tadi, pada ngambil semua. Kami sudah biasa konsumsi ikan pari, tapi baru sekarang keracunan karena kita ambil dari air laut yang pas ada limbah tadi,” beber Haris.

Baca JugaWALHI NTB: Tumpahnya Limbah Minyak di Perairan Bima Akibat Keteledoran Pertamina

Tidak hanya Habibah, ada 10 warga lain di Desa Lewintana yang juga merasakan gejala keracunan yang sama, yakni kepala pening dan pusing-pusing.  “Mungkin karena orang tua saya termasuk lansia, jadi gejalanya lumayan parah,” aku Haris.

Hingga saat ini, Habibah masih dirawat karena masih mengalami muntah-muntah. (dae)

Exit mobile version