Katada

Bupati Kecewa Pasar Holtikultura Belum Juga Berfungsi

Bupati Lombok Utara, H Najmul Akhyar.

LOMBOK UTARA-Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU), H Najmul Akhyar menyentil Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) UMKM. Ia kecewa Pasar Hortikultura yang dibangun di Bangsal belum dimanfaatkan secara maksimal.

“Terus Pasar Hortikultura yang ada di Bangsal, sampai saat ini belum kita fungsikan secara maksimal. Saya berharap Dinas atau SKPD yang berkaitan dengan ini, baik itu Diskoperindag maupun Pertanian mari kita tindaklanjuti itu,” sentil Bupati, waktu menghadiri acara Gebyar pekan panutan pembayaran pajak bumi dan bangunan sektor pedesaan dan perkotaan di Bapenda KLU, beberapa hari lalu.

Bupati menginginkan, pasar yang sudah dibangun tersebut supaya segera diisi dan digunakan. Bukan hanya sekedar dibangun untuk menyelesaikan tugas saja demi memanfaatkan dana APBD. “ Kalau seperti ini, menurut saya ini cara yang tidak benar,” tegasnya.

Bupati berharap kepada dinas terkait untuk bisa mengatur pedagang yang ada, terutama pedagang Hortikultura. Ajak pedagang supaya bisa beraktivitas di pasar yang sudah dibangun tersebut. Bupati juga sangat berharap, yang mengisi pasar tersebut adalah pengusaha yang ada di Lombok Utara.

“Saya juga mohon kalau ada pengusaha hotel yang hadir di sini, supaya bisa membayarkan langsung yang di jual para pedagang atau petani itu,” ucapnya.

Bupati menjelaskan, saat ini yang terjadi adalah pengusaha hotel berhutang dulu. Padahal, kata bupati, pedagang ini sangat membutuhkan uang itu.

“Tapi semua hotel di sini malah melakukan pembayaran tunda terhadap prodak para pedagang atau petani kita yang sudah di ambil itu,” jelasnya.

Ia mengumpamakan, sekarang pedagang atau petani disuruh membawakan bawang merah, sayuran, telur, daging dan yang lainnya. Tapi terkadang hotel-hotel ini membayarnya seminggu kemudian, bahkan sebulan kemudian. Artinya, dijual dulu punya pedagang atau petani itu, setelah terjual baru hotel itu membayar.

“Ini saya melihat konsep ketidakadilan secara ekonomi, karena petani kecil kita ditunda pembayarannya. Dan yang menunda pembayaran itu adalah hotel besar,” kata bupati.

Bupati berharap ada kerjasama dari Diskoperindag dan Dinas Pertanian supaya bisa membentuk asosiasi hortikultura. Tentu dalam asosiasi tersebut harus ada pemodal, sehingga jika nanti hotel itu berhutang tidak secara langsung ke pedagang atau petani itu, melainkan kepada asosiasi itu.

“Makanya untuk saat ini bagaimana kita harus berfikir memberikan sesuatu kepada masyarakat kita, supaya pariwisata ini bisa berdampak terhadap masyarakat KLU juga,” tegasnya.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) UMKM KLU, Raden Nurjati mengaku, saat ini Pasar Hortikultura belum bisa difungsikan, karena masih dalam proses pembangunan landscapenya. Namun untuk menindaklanjuti keinginan bupati pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) KLU.

“Tetapi ini akan segera tuntas, dan saya harapkan bulan depan sudah bisa digunakan,” tandasnya, Kamis (8/8)

Ia menambahkan, untuk siapa saja yang akan mengisi dan mengelola sesuai harapan pimpinan. Pihaknya akan mengkoordinasikan terlebih dahulu dengan DKPP. Mengingat DKPP yang lebih tahu kumpulan pengusaha, perhimpunan, dan kelompok tani hingga produksi tanaman holtikultura ini.

“Demikian juga dengan yang penundaan bayar dari pihak perhotelan. Dan untuk pembentukan asosiasinya kita akan konsultasi juga dengan DKPP,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas DKPP KLU, Nanang Matalata mengatakan hal yang sama, pihaknya siap memanfaatkan bangunan tersebut. Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Diskoperindag UMKM KLU terkait hal ini. Mengingat OPD tersebut yang sudah membangun dan menyiapkan bangunan pasar hortikultura tersebut.

“Nanti kami akan koordinasi dulu dengan Diskoperindag terkait kesiapan bangunan itu,” pungkasnya. (ham)

Exit mobile version