Katada

Dalam Webinar, Wagub Berharap Kelak akan Lahir Pahlawan-Pahlawan Baru dari NTB

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah yang menjadi Keynote Speaker pada kegiatan webinar pahlawan yang diadakan oleh BEM Universitas Hamzanwadi, Selasa (10/11).

Mataram, katada.id – Menyambut Hari Pahlawan yang jatuh tepat pada tanggal 10 November ini, BEM Universitas Hamzanwadi menyelenggarakan Webinar Pahlawan dengan tema “Menjadi Pembelajar yang Baik Mengikuti Jejak Para Pahlawan”. Webinar ini turut menghadirkan Gubernur NTB periode 2008-2013 dan 2013-2018, TGB Dr. H. M. Zainul Majdi, Kapolda NTB, Irjen Pol Mohammad Iqbal dan juga Danrem 162/WB, Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani sebagai narasumber.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah yang menjadi Keynote Speaker dalam kegiatan ini mengajak pemuda-pemudi NTB agar selalu menghormati jasa para pahlawan yang telah berkorban memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Wagub kemudian teringat pesan Pahlawan Nasional dari NTB, TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid bahwa di dalam menghadapi hidup harus berpegang teguh pada prinsip, yakin, ikhlas, jujur, sabar dan istiqomah. Terlebih di masa pandemi Covid-19, prinsip ini dirasa Wagub sangat sesuai dengan kondisi saat ini.

“Kalau kita pegang prinsip ini semua, Insya Allah kita akan bisa hadapi pandemi ini, kita akan bisa lalui pandemi ini dengan baik,” ucap Umi Rohmi bertempat di Pendopo Wagub, Selasa, (10/11)

Umi Rohmi berpesan kepada pemuda-pemudi NTB agar selalu mengisi masa mudanya dengan hal-hal yang positif dan juga bermanfaat. Ia menyebut, masa depan NTB dan juga Indonesia ada di tangan generasi mudanya.

Umi Rohmi kemudian berharap di NTB kelak akan lahir pahlawan-pahlawan baru yang akan menjadi kebanggaan dan menebarkan kebaikan di masa yang akan datang.

“Semoga kedepan akan ada lagi Pahlawan Nasional dari NTB, sehingga semakin banyak contoh mulia, semakin banyak pembelajaran, semakin banyak yang bisa kita jadikan panutan untuk NTB dan Indonesia kedepannya,” harapnya.

Kapolda NTB, Irjen Pol Mohammad Iqbal yang menjadi narasumber dalam webinar kali ini mengaku emosional apabila membahas tentang pahlawan. Jasanya yang begitu besar sehingga perjuangannya harus dapat diteruskan pula oleh pemuda-pemudi di zaman sekarang.

“Kita hari ini bisa tenang, bisa fokus, adik-adik bisa belajar menuntut ilmu, saya juga dapat berprofesi sebagai polisi ini karena pahlawan,” ujarnya.

Iqbal selanjutnya memaparkan potensi Indonesia yang begitu banyak dan harus dapat dikelola dengan baik. Ia menambahkan, potensi yang berlimpah ini kedepannya bukan tidak mungkin dapat memberikan dampak negatif dan ancaman yang besar apabila tidak dikelola dengan sebaik mungkin.

“Bayangkan berapa ribu adat istiadat , bahasa, suku bangsa, agama dan lain-lain. Kita Alhamdulillah masih survive, dan kita harus menjaganya,” sambung Iqbal.

Ia pun mencontohkan bagaimana menjadi pembelajar yang baik di masa sekarang terlebih dalam situasi Covid-19 yang belum usai. Nasehat tersebut antara lain, pantang menyerah, menahan diri, selalu berpikir positif dan yang terpenting selalu menjadi diri sendiri.

“Saat ini kita harus adaptif, apalagi pemuda. Pahlawan pada era pandemi, bahwa kita harus menjaga persatuan, melaksanakan bantuan sosial yang humanis kepada masyarakat yang membutuhkan dan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19,” jelasnya.

Begitu juga dengan Danrem 162/WB, Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani yang fokus mengajak anak-anak muda menjadi pahlawan masa kini dengan menghindari segala perbuatan tidak baik dan tercela. Salah satunya, ancaman narkoba, miras hingga pergaulan bebas yang kerap menimpa pemuda-pemudi.

Danrem yakin, dengan memegang teguh empat pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI Harga Mati, maka anak-anak muda di Indonesia dapat menjauhi perbuatan tidak baik sehingga dapat berkarya dan berprestasi bagi bangsa dan negara.

“Kita sosialisasikan, kita jadikan kebiasaan bagi seluruh pemuda yang ada di Indonesia, khususnya di NTB,” terangnya.

Begitu juga dalam menyampaikan pendapat, haruslah melalui cara yang benar dan mematuhi aturan yang berlaku. Terlebih akhir-akhir ini, sebagian anak muda cenderung suka berbuat anarkis. Padahal, dalam hal ini bermusyawarah hingga mencapai mufakat merupakan sebuah cara efektif dalam menemukan solusi terbaik dan benar.

Danrem kemudian meminta anak-anak muda agar jangan mudah terpengaruh terhadap budaya asing dan arus globalisasi yang bersifat negatif. Untuk itu, berpikir jernih, bijak dan kritis atau positive thinking menjadi cara agar terhindar dari segala sesuatu yang tidak baik.

“Selamat berjuang untuk meraih mimpi yang besar dan cemerlang, pemuda Indonesia pahlawan bangsa, anda pasti bisa,” pungkas Ahmad Rizal.

Sementara itu, Gubernur NTB periode 2008-2013 dan 2013-2018, TGB Dr. H. M. Zainul Majdi yang juga Ketua Umum Dewan Tanfidziah PBNW menilai kepahlawanan di setiap generasi memiliki suatu kesamaan.

Hal yang pertama yakni rasa cinta tanah air. Rasa cinta tanah air disebutnya sebagai nilai yang diingat pertama kali ketika berbicara tentang kepahlawanan. Setelah itu, munculah keberanian dan keikhlasan seperti yang pernah diajarkan TGKH. Zainuddin Abdul Madjid.

“Sebagai Pahlawan Nasional, beliau mengajarkan kepada kita bahwa seluruh aktifitas kita harus diikat dengan satu sikap yaitu cinta tanah air,” ungkapnya.

Selanjutnya, TGB menyebut pentingnya literasi yang baik dalam menghadapi banyaknya permasalahan yang ada. Untuk itu, literasi yang baik dalam pendidikan menjadi hal yang terpenting di dalam mewujudkan Indonesia yang maju.

“Maka ketika berbicara mengenai Indonesia kedepan, hal yang paling penting adalah bagaimana kita memajukan pendidikan,” tambah TGB.

Kolaborasi kemudian menjadi kata berikutnya yang disebut oleh TGB. Ia meyakini, segala hal besar tidak akan dapat dikerjakan sendiri, untuk itu butuh dibangunnya kolaborasi yang baik.

“Salah satu karateristik kaum minelial adalah kemampuan kolaborasi yang luar biasa, kemudian didukung dengan teknologi digital yang ada,” tuturnya.

Ketika literasi dan kolaborasi sudah terlaksana, maka yang terakhir adalah aksi. “Pahlawan masa kini adalah orang dan anak-anak muda generasi milenial yang menggunakan literasi yang Ia miliki , kolaborasi yang Ia bangun, jejaring yang baik untuk kemudian melakukan aksi-aksi yang jelas untuk melawan hal-hal yang bisa merusak kesatuan kita sebagai satu,” pungkasnya. (red)

Exit mobile version