MATARAM-Aksi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Mataram di kantor DPRD NTB diwarnai kericuhan, Senin (2/9). Seorang pendemo yang diketahui bernama Sumardin mengalami luka memar di bagian wajah dan luka robek di bagian kepala.
Ia menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan satpam DPRD NTB.
Dugaan penganiayaan itu terjadi saat mahasiswa menggelar aksi yang bertepatan dengan pelantikan DPRD NTB periode 2019-2024.
Awalnya aksi mahasiswa berjalan damai. Mereka secara bergantian orasi, menyoroti maraknya ilegal logging di Pulau Sumbawa dan Kunker DPRD ke luar negeri.
Suasana tiba-tiba tegang saat seorang mahasiswa ingin masuk ke dalam halaman kantor dewan. Satpam mengejar dan melarang mahasiswa tersebut. Rupanya reaksi satpam itu mendapat respon juga dari mahasiswa. Sehingga terjadi kericuhan berujung benturan fisik.
Salah seorang pendemo Sumardin terlihat dipukul dari belakang oleh pria berseragam hitam. Ia pun terjatuh dan diinjak beberap orang yang diduga satpam DPRD.
”Tindakan represif satpam DPRD NTB tidak mencerminkan prinsip demokrasi. Kami kawal proses pelantikan, justru mendapatkan tindakan yang buruk,” kecam Ketua IMM Cabang Mataram, Haerudin usai aksi.
Menurutnya, setiap ada gerakan mahasiswa selalu disambut dengan tindakan represif. Sepertinya ada kesalahan perspektif demokrasi. Hingga memadukan kegiatan demokrasi dengan kekerasan.
“IMM Cabang Mataram akan menempuh proses hukum. Tindakan represif harus dihentikan, agar menjadi pembelajaran hukum dan demokrasi,” tegasnya.
Ia mengutuk dan mengecam tindakan represif Satpam DPRD NTB terhadap kader IMM. “Sikap anti demokrasi harus dilawan, dan secara kelembagaan kami minta DPRD NTB bertanggung jawab,” pungkasnya. (sm)