Mataram, katada.id – Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, menyatakan komitmennya untuk memperbaiki kondisi perusahaan daerah, PT Graha Nusantara Energi (GNE), yang saat ini tengah mengalami kesulitan. Dalam wawancara dengan wartawan di DPRD NTB, Rabu (30/7), ia menyebutkan bahwa pembenahan GNE membutuhkan usaha besar karena kondisi yang sangat parah.
“Insya Allah, Allah akan mengurusi GNE. Kenapa GNE yang terakhir? Karena kondisinya paling parah dan membutuhkan energi luar biasa untuk membenahi remah-remah yang ada,” ungkap Lalu Muhammad Iqbal.
Ia juga menjelaskan bahwa GNE saat ini tidak dapat menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) karena telah diblokir oleh Direktorat Jenderal AHU akibat pembayaran pajak yang tertunda selama beberapa tahun. “Posisi GNE tidak boleh RUPS, sudah diblokir oleh Dirjen AHU karena pembayaran pajaknya tertunda sekian tahun,” jelasnya.
Namun, Gubernur Iqbal memastikan bahwa pihaknya akan melakukan pembenahan menyeluruh terhadap perusahaan yang merupakan anak perusahaan dari Pemprov NTB ini.
Ia menegaskan GNE tidak perlu menjadi beban bagi perusahaan induk dan harus ditata ulang agar lebih efektif.
“Kita sudah punya rencana, meski baru mulai dijalankan. Yang jelas, kami komitmen untuk membenahi GNE karena ini adalah aset milik masyarakat NTB,” katanya.
Selain masalah pajak, Lalu Muhammad Iqbal mengungkapkan bahwa potensi besar GNE masih bisa dimanfaatkan jika tata kelolanya diperbaiki.
Ia mengakui masalah utama yang ada di perusahaan ini adalah tata kelola yang buruk, dan ini akan menjadi fokus utama dalam pembenahan ke depan.
“Potensi GNE sebenarnya cukup besar. Masalahnya adalah tata kelola. Kami akan melakukan perombakan manajemen dan strategi bisnis perusahaan,” tambahnya.
Data yang dihimpun katada.id berikut realisasi deviden PT. GNE dari tahun 2020 – 2024. Yakni:
Tahun 2020 : Rp. 1. 217.853.515
Tahun 2021 : 1.503.238.421
Tahun 2022 : 1.181.809.352
Tahun 2023 : 987.698.226
Tahun 2024 : –
.