Katada

Diresmikan, Masjid Besar Nurul Hikmah Diharapkan Jadi Magnet Kerukunan Beragama

Pemilik Group Artha Graha, Tomy Winata (dua kiri) menyerah Masjid Besar Nurul Hikmah ke Bupati Lombok Utara, H Djohan Sjamsu secara simbolis.

Lombok Utara, Katada.id– Lama tertunda, akhirnya Masjid Besar Nurul Hikmah Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara  (KLU) resmi diresmikan Senin (13/12).

Penasehat Senior Artha Graha, Teuku Ashikin Husein mengharapkan, masjid yang dibangun ini bisa menjadi magnet untuk menarik kerukunan beragama di KLU. Hal ini diyakininya lantaran dalam proses pembangunan masjid, agama Hindu dan Budha ikut mengambil peran.

“Saya lihat pohon kurma yang tertanam di depan masjid ini, itu orang dari agama Hindu yang memberikan, yang menyambut kita di pintu masuk masjid adalah masyarakat beragama Budha. Makanya mudah-mudah masjid ini bisa menarik kerukunan beragama, ” bebernya.

Ia menceritakan, awal dibangunnya masjid ini karena gempa 2018 lalu. Waktu itu pemilik Artha Graha memanggil semua Group Artha Graha, langsung memerintahkan untuk mensurvei masjid yang roboh di Lombok untuk dibangunkan kembali. Pihaknya langsung ke Lombok dan mensurvei lokasi, dan menetapkan masjid di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, KLU untuk dibantu.

“Sehingga kita langsung melakukan pendekatan kepada Danrem 162/WB yang memang menjabat sebagai ketua Satgas rehab rekon waktu itu, ” kata dia.

Akhirnya, bekas runtuhan masjid akibat gempa langsung diratakan dengan tanah. Kemudian pihaknya bersama Dr Mukhsin Mukhtar mengumpulkan para ulama untuk menentukan arah kiblat pembangunan masjid. “Karena jangan sampe begitu kita bangun, terus bongkar lagi karena salah kiblat, ini lain lagi urusan nanti, ” canda dia.

Lanjut dia, di 18 November 2018 lalu, dilakukan peletakan batu pertama. Atas dukungan masyarakat yang luar biasa besarnya, sehingga diyakini masjid ini bisa selesai dengan cepat. Hanya dalam waktu delapan bulanan, bangunan masjid pun selesai dikerjakan. Namun sayangnya tidak bisa langsung diresmikan lantaran Covid-19.

“Apalagi waktu itu salah satu persyaratannya  adalah wajib tahan gempa, jadi kita harus mengurus ijin lagi ke PUPR. Karena mereka takut kita bangun tidak tahan gempa, meski memakan  waktu cukup lama, tapi Alhamdulillah bisa selesai, ” pungkasnya.

Tenaga Ahli kantor staf presiden RI, Ali Mochtar Ngabalin menambahkan, dalam peresmian Masjid Besar Nurul Hakim ini memang mengharuskan dirinya hadir. Sebab ini merupakan bagian dari upaya yang dilakukan pihak swasta untuk untuk membantu program pemerintah.

“Makanya kita ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Artha Graha Group karena sudah membangun masjid ini dengan megah untuk masyarakat Kabupaten Lombok Utara, ” ucapnya.

Tidak hanya itu, pada saat kedatangan Presiden RI Joko Widodo di 2018 lalu di Lombok, Artha Graha sudah banyak membantu. “Inilah kenapa saya hadir, agar saya bisa melaporkan ke presiden bahwa masjid ini sudah selesai dibangun,” sambungnya.

Sementara, Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu mengakui bahwa masjid yang dibangun ini adalah masjid terindah dan terbaik di KLU. Untuk itu, tidak ada kata lain yang diucapkan selain rasa syukur dan ucapan terimakasih sebesar-besarnya.

“Alhamdulillah dan terimakasih kepada Pak Tomy Winata selaku pemilik Group Artha Graha Peduli, yang memang sudah mengamalkan sedikit rejekinya dengan mendirikan tempat ibadah ini, ” ujarnya.

Ketua Yayasan Masjid Besar Nurul Hikmah, Dr Mukhsin Mukhtar melanjutkan, terkadang musibah seringkali membawa berkah. Awal, pihaknya berfikir membangun masjid ini sedikit demi sedikit. Namun dalam perjalanannya, Tuhan berbicara lain. Melalui Artha Graha dikabulkan doa seluruh masyarakat Kecamatan Pemenang.

” Bahkan saya ingat, saya melakukan sholat lima waktu di atas tanah tidak bertenda. Bahkan kalaupun ada, itu hanya seadanya,” kata dia.

Lanjutnya, masjid ini merupakan simbol sebuah kerukunan umat beragama. Sebab pohon kurma yang ditanam di halaman masjid merupakan pemberian dari masyarakat yang beragama Hindu. Bahkan dalam proses pembangunan masjid ini, masyarakat beragama Hindu dan Budha ikut membantu.

“Makanya bentuk kerukunan ini memang harus kita jaga dari, karena ini adalah warisan orang tua kami dulu, ” pungkasnya. (ham)

Exit mobile version