Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Daerah

Dispar NTB dan Kemenparakraf Gelar Pelatihan Pemasaran Digital Subsektor Unggulan

×

Dispar NTB dan Kemenparakraf Gelar Pelatihan Pemasaran Digital Subsektor Unggulan

Sebarkan artikel ini
Kepala Dispar NTB Yusron Hadi saat menyampaikan sambutan dalam acara pelatihan pemasaran digital subsektor unggulan.

Mataram, katada.id – Dinas Pariwisata (Dispar) NTB bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparakraf) menggelar pelatihan pemasaran digital sub sektor unggulan. Diberikan kepada sekitar 50 ASN di kabupaten/kota se-NTB.

”Pelatihan ini untuk menyongsong pariwisata NTB agar bisa lebih cepat bangkit,” kata Kepala Dispar NTB Yusron Hadi saat membuka pelatihan, akhir pekan lalu.

Example 300x600

Yusron mengatakan, dulunya pariwisata di Provinsi NTB beken lewat destinasi di Senggigi, Lombok Barat. Namun saat ini perlahan bergeser ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang mulai menjadi episentrum baru pariwisata di Provinsi NTB. ”Sekarang sport tourism sebagai ikonnya,” ujar Yusron.

Perubahan ini turut memberi dampak bagi industri pariwisata. Kata Yusron, pemerintah maupun pelaku usaha jasa pariwisata sudah seharusnya mengubah orientasi sasaran wisatawan. Dari lokal dan domestik menjadi mancanegara.

Hotel-hotel di Pulau Lombok dan Sumbawa harus memiliki kualitas pelayanan kelas internasional. Termasuk dengan pramuwisata. ”Begitu juga dengan pemerintah melalui ASN-nya, tidak kalah penting harus bervisi pariwisata internasional,” imbuhnya.

Pemerintah sebagai regulator dan fasilitator harus mengikuti ritme perubahan pariwisata. Apalagi banyak destinasi di Provinsi NTB yang masih mengharapkan pemerintah sebagai garda terdepan untuk memajukan pariwisatanya.

Kondisi ini, kata Yusron, menuntut ASN di seluruh kabupaten/kota di NTB agar memiliki kapasitas. Kapabilitas. Serta gambaran wawasan pariwisata dengan standar internasional. Dengan begitu, ASN bisa ikut memandu sektor pariwisata menjadi standar internasional.

”Jangan industri pariwisatanya maju, tapi ASN-nya tertinggal. Kalau ASN yang berada di depan saja tidak update kemampuan, kapabilitasnya, bagaimana dengan yang di belakangnya,” tutur Yusron.

Untuk meningkatkan kemampuan ASN, Dispar berkolaborasi dengan Kemenparekraf. Salah satu yang dipelajari dalam pelatihan tersebut terkait dengan cara untuk membranding.

Yusron menilai, branding merupakan satu poin yang sangat krusial bagi sektor pariwisata. ”Bagaimana bisa mempromosikan destinasi atau produk ekraf, kalau tidak punya branding, mengemas citra dengan baik,” ujarnya.

Menurutnya, setiap kabupaten/kota memiliki ikon pariwisata, mulai dari destinasi, produk ekraf, hingga kulinernya. Yang harus dicitrakan sebaik mungkin. ”Kalau branding tidak terbentuk, bagaimana mau dikenal. Kalau tidak dikenal, orang sudah pasti tidak mau datang,” kata Yusron.

Branding bukan saja soal penampakan secara fisik. Tapi juga rasa. Pariwisata yang merupakan bisnis hospitality, harus diimbangi dengan branding yang memunculkan rasa aman dan nyaman bagi wisata. Menunjukkan soal keramahtamahan masyarakat NTB saat menerima wisatawan.

”Setelah sudah baik konsep brandingnya, manfaatkan dunia digital. Maksimalkan pemasaran digitalnya. Itu yang dikembangkan,” imbau Yusron.

Kata Yusron, ASN yang dilatih ini diharapkan menjadi duta bagi pelaku pariwsata dan ekonomi kreatif di daerah masing-masing. Agar bisa melakukan transfer ilmu yang diperoleh selama pelatihan.

”Saya optimis pariwisata NTB bisa semakin besar seiring dengan terus melandainya pandemi,” tandas Yusron. (red)

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *