Katada

Dorfin Rahasiakan Orang yang Bantu Kabur dari Rutan Polda NTB

Dorfin Felix saat memberikan keterangan dalam persidangan terdakwa Kompol Tuti.

MATARAM-Dorfin Felix mengungkap proses kaburnya dari Rutan Polda NTB. Itu diungkapkan saat menjadi saksi di persidangan terdakwa kasus suap Kompol Tuti Mariati, Rabu (14/8).

Dorfin mengaku tidak ada perintah dari siapapun untuk kabur. Ia berdalih, kabur dari Rutan Polda NTB atas inisiatifnya sendiri. ’’Tidak ada perintah dari Tuti untuk siap-siap sebelum kabur. Saya keluar sendiri dari sel,’’ terangnya.

Ia merasa sangat beruntung saat kabur. Karena saat itu, petugas jaga rutan tidak melihat dan mendengar saat ia keluar dari tahanan. Sebagai pengingat, ruangan sel Dorfin ditutup tirai. Sehingga aktivitas di dalam ruangan tersebut tidak bisa dilihat dari luar. ’’Saya sangat beruntung. Tidak ada yang mendengar saya,’’ terangnya.

Dorfin kabur dari rutan sekitar pukul 01.00 Wita. Ia kabur melalui jendela jeruji yang sebelumnya sudah digergaji. ’’Sel dikunci kalau malam. Saya bisa keluar sendiri lewat fentilasi,’’ terangnya.

Ketua Majelis Hakim Sri Sulastri menanyakan Dorfin bagaimana proses kabur. Dorfin mengaku, memotong terali fentilasi yang berada di ruangan tahannya. Ia menghabiskan waktu sekitar 35 jam menjebol fentilasi berterali baja tersebut.

’’Setiap malam saya gergaji. Pakai gergaji kecil. Tidak ada yang melihat dan mendengar. Saya dapat gergaji itu di dalam makanan,’’ beber Dorfin.

Ketika hakim menanyakan siapa yang memberikan dan membawa makanan? Dorfin enggan membeberkan. Ia tetap merahasiakan meski berkali-kali ditanyakan hakim. ’’Saya tidak boleh bicara tentang itu. Yang bantu lari, saya tidak mau bicara,’’ kelitnya.

Ia hanya menceritakan jika gergaji itu dibungkus dengan rapi di dalam. Sehingga tidak ada orang yang tahu. ’’ Yang bantu saya bukan Tuti, bukan juga penjaga,’’ katanya.

Setelah gergaji, ia kabur dan langsung lari ke Gunung Pusuk, Lombok Utara, NTB. Ia jalan kaki dari Mataram menuju Pusuk. ’’Saya jalan ke sana sendiri,’’ ungkapnya.

Selama 12 hari di gunung, ia hanya makan kelapa dan mengambil makanan monyet yang dilempar pengendara. ’’Saya lebih banyak tidak makan. Saya memang bawa uang tapi tidak berani belanja. Takut ditangkap,’’ tandasnya.

Sebagai informasi, terdakwa Kompol Tuti didakwa menerima suap dari tahanan di Rutan Polda. Salah satunya tahanan kasus penyelundupan narkoba jenis sabu asal Prancis, Dorfin Felix. (dae)

Exit mobile version