Dompu, katada.id – Dua tahun Tambora vakum. Sejak 2019 lalu, belum ada festival yang meramaikan gunung yang memiliki sederet sejarah tersebut.
Untuk meramaikan lagi, diadakanlah Festival Geopark Tambora dengan mengusung tema “The Most Historical Eruption In The World”.
General Manager Geopark Tambora, Hadi Santoso meminta semua pihak mendukung kemajuan Tambora. Ia menerangkan, event ini sebagai langkah awal untuk memajukan destinasi wisata alam serta memikat masyarakat dunia.
Dari festival ini diharapkan pemerintah pusat, pemprov maupun Pemda Bima dan Dompu mensuport Tambora sebagai destinasi wisata dunia.
“Kita berharap dengan event ini mampu membangkitkan ekonomi masyarakat Bima dan Dompu ke depan,” kata Hadi, Selasa (6/4).
Kepala Balai Taman Nasional Tambora, Yunaidi menjelaskan, Gunung Tambora satu-satunya yang memiliki jalur pendakian dengan model offroad terpanjang. “Jalur Offroad terpanjang hanya ada di sini, tidak ada di tempat lain,” ucapnya.
Selain jalur pendakian, pihaknya juga sudah membangun goes house, tempat penginapan bagi tamu yang berkunjung ke Tambora. Rencananya dalam waktu akan dibangun coffe Shope.
“Di NTB ini, ada Rinjani dan Tambora sebagai ikon daerah. Tambora sendiri menjadi destinasi wisata super prioritas. Juga perhatian khusus dunia,” terang.
Bupati Dompu, Kader Jaelani mengajak tamu undangan festival 206 tahun Tambora, baik dari Bappenas, Pemprov, dan siswa-siswi SMK dam SMA sebagai peserta bisa menikmati panorama alam yang ada d isekitar Tambora ini.
“Berbagai keindahan di Dompu khusus lingkar tambora dapat dinikmati sepenuhnya para tamu undangan,” katanya.
Kader menjelaskan, ke depan Tambora akan ramai dikunjungi masyarakat dunia. Dengan begitu, ekonomi masyarakat semakin meningkat. ’’Tidak hanya warga Kabupaten Dompu, tapi memberikan manfaat bagi peningkatan perekonomian NTB,’’ tandasnya.
Sementara Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menceritakan, waktu SMA tidak banyak yang mengetahui tentang Gunung Tambora. Dulunya Tambora dikenal hanya nama hotel.
“Ada sayup-sayup waktu sekolah saya dulu, Tambora ini baru sebatas omongan dan cerita guru-guru. Ternyata Tambora ini ada di Pulau Sumbawa,” kenangnya.
Bang Zul meminta Pemda Dompu bisa mengemas Tambora ini dengan bagus. Terutama masyarakatnya harus ramah dan murah senyum supaya menjadi daerah yang sering dikunjungi masyarakat luar.
“Dompu ini harus terkenal karena Satonda dan Tambora. Bukan dikenal karena banjir, akibat pengundulan hutan ditanami jagung,” pinta Zul. (rif)