Katada

Gender Oposisi lempari telur busuk ke kantor Bupati Bima

Gender oposisi saat unjuk rasa di di depan Kantor Bupati Bima.

Bima, katada.id – Puluhan mahasiswi menggedor Kantor Bupati Bima, Senin (15/6).  Pendemo yang menamakan diri Gender Oposisi (Genopsis) menyampaikan sejumlah tuntutan, diantaranya penggunaan anggaran covid-19 serta bantuan mobil damkar di wilayah Belo, Bima.

Unjuk rasa itu diwarnai pelemparan kantor Bupati Bima dengan telur busuk. Aksi pelemparan tersebut mereka lakukan sebagai simbol tak seriusnya Bupati dan Wakil Bupati Bima dalam mengurus Bima selama lima tahun memimpin.

Aksi pelemparan kantor dengan telur busuk itu sebagai representasi dari banyaknya persoalan dalam anggaran Covid-19 sebesar Rp50 miliar. “Kami meminta transparansi atas anggaran tersebut. Sudah berapa anggaran yang habis dipakai, digunakan untuk apa saja dan lainnnya,” teriak korlap aksi, Uswatun Hasanah.

Selain melempari dengan telur busuk, pendemo juga membakar ban bekas di depan kantor Bupati Bima serta membuang semua sembako bantuan Covid-19. Seperti mie instan dan sabun colek yang dianggap tidak layak.

Menurut demonstran, bupati tidak punya itikad baik membangun daerah dan memperhatikan masyarakat miskin dan masyarakat yang tertimpa musibah.

“Bupati tidak mampu menunaikan janjinya. Semuanya hanya pemanis bibir. Terutama soal bantuan mobil damkar di Kecamatan Belo,” kritik perempuan yang kerap disapa Badai NTB.

Ia menilai Bupati dan Wakil Bupati Bima tidak pernah merespon baik apapun yang menjadi keluhan masyarakat.  “Bupati hanya jalan-jalan keluar daerah. Lalu apa yang dia dapatkan dari hasil jalan-jalan itu,” sindirnya.

Badai NTB mengancam jika tuntutan itu tak dapat diindahkan, maka pihaknnya dan teman yang tergabung dalam Genopsis Bima akan memblokade jalan Lintas Karumbu. “Kita akan blokade jalan Woha Karumbu. Ketika dua tuntutan kita tidak diindahkan,” ancamnya. (rif)

Exit mobile version