Katada

Gunakan bom ikan di perairan TN Komodo, 5 nelayan asal Bima ditangkap

Ilustrasi. (google/net)

Bima, katada.id – Tim gabungan Polres Manggarai Barat menangkap lima orang nelayan asal Desa Bajo Pulau, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Sabtu (10/4).

Mereka kedapatan menangkap ikan menggunakan bahan peledak di Kawasan Taman Nasional (TN) Komodo tepatnya di Pulau Loh Srikaya, Kabupaten Manggarai Barat.

Lima yang ditangkap masing-masing berinisial KD (27), Re (15), Ya (16), In (28) dan Ya (31).

Dalam penangkapan tersebur polisi mengamankan 1 unit perahu motor warna dan mesin penggerak beserta perahu sampan. Puluhan botol dan bahan-bahan peledak yang digunakan untuk melakukan pengeboman serta beberapa barang bukti lainnya.

“Tiga tersangka ditahan. Sedangkan 2 orang yang masih di bawah umur tidak ditahan,” ujar Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat, Iptu Yoga Dharma Susanto seperti dilansir patrolipost.com

Para tersangka melanggar Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dengan ancaman 5 tahun penjara dan Undang-Undang No 12 tahun 1951 tentang Kedaruratan dengan ancaman 20 tahun penjara.

Penyidik Balai Gakkum KLHK Wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Ambrosius Dalija menjelaskan, para pelaku diketahui telah melakukan pemboman ikan di kawasan TNK sebanyak dua kali. Sementara untuk diluar kawasan TNK sudah belasan kali melakukan pemboman dengan menggunakan bahan peledak.

Saat penangkapan, tim gabungan mendapati para pelaku tengah melakukan pemboman ikan di Pulau Loh Srikaya, Taman Nasional Komodo. “Mereka melakukan kegiatan itu di kawasan TNK, tepatnya di sebelah barat di Pulau Loh Srikaya. Dari keterangan pelaku bahwa mereka melakukan peledakan di Kawasan TNK sudah dua kali. Diluar kawasan (TNK) dilakukan di Gili Banta di tiga lokasi sebanyak belasan kali, mencapai 17 kali. Di Gili Banta bagian Utara yang menghadapi Pulau Sangeang,” jelas Ambrosius dikutip dari patrolipost.com

Sementara itu, salah seorang pelaku yang biasa dipanggil juragan yakni KD mengaku kemampuan merakit bahan peledak dipelajari secara otodidak. Bahan-bahan peledak diakuinya dibeli di Pulau Sangeang.

“Kalau di tempat lain (di luar kawasan TNK) sudah sering. Anak buah ada 6 orang. Bom dibuat sendiri, dirakit dan saya belajar sendiri cara merakit. Untuk Bahan-bahannya beli di kapal, di Pulau Sangeang Bima,” akunya. (red)

Exit mobile version