MATARAM-Pelaku pencabulan Erpan CF (ECF) rupanya pernah menjadi korban sodomi. Guru bimbingan belajar (Bimbel) di Kota Mataram itu di ’tusbol’ atau sodomi ketika duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar.
Diduga, pengalaman itu membuat pria berusia 30 tahun ini berperilaku seksual tidak normal. Melakukan hubungan seksual sesama jenis. Koordinator Hukum dan Advokasi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB Joko Jumadi mengungkapan, ECF pernah menjadi korban pencabulan di usia sekolah dasar. Sekarang dia menjadi pelaku. ’’Jadi, korban-korban ini berpeluang menjadi pelaku di masa yang akan datang,’’ terangnya.
Untuk itu, kata Joko, perlu ada pendampingan terhadap anak yang menjadi korban supaya tidak tertular. Memberikan pembinaan khusus agar tidak menjadi pelaku ke depannya. ’’Harus didampingi, karena persoalan homoseksual ini menular,’’ terangnya.
Sementara, penasihat hukum EFC, Deni Nur Indra mengaku, kliennya pernah menjadi korban kekerasan seksual saat usia anak-anak. ’’Pengakuan EFC, ia pernah jadi korban,’’ terangnya, Selasa (30/7).
Sebagai informasi, Polda NTB mengungkap kasus sodomi dengan korban anak-anak di bawah umur. Pelakunya ECF asal Cianjur Jawa Barat (Jabar).
Ia mengajak anak-anak berusia 11 hingga 14 tahun main ’tusbol’ atau sodomi. Korbannya sekitar tujuh orang. Rata-rata korbannya masih usia SMP.
Modusnya, ia menyuruh korbannya menonton film dewasa. Setelah itu, para korban dicabuli. Selain itu, pelaku juga mengimingi korban dengan uang, dari Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu. (sm)