Katada

Hasilkan Garam Berkualitas, Pemprov NTB Minta Daerah Lain Tiru Lombok Barat

Bupati Lobar Fauzan Khalid, Wakil Bupati Hj. Sumiatun, jajaran Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, kelompok koperasi, dan masyarakat Panen Raya Garam di Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong, Rabu (4/9). (Istimewa)

LOMBOK BARAT-Kualitas garam yang dihasilkan petani garam Lombok Barat (Lobar) memiliki kualitas yang sangat baik. Hal itu diakui Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi NTB Lalu Hamdi.

Melihat prospek pengembangan petani garam ke depan, Pemprov NTB akan berupaya agar petani garam di NTB dapat menghasilkan garam berkualitas tinggi untuk kebutuhan industri dan produk-produk konsumsi seperti di Lobar. Menurut dia, garam yang dihasilkan petani di Sekotong ini sudah bisa digunakan untuk garam farmasi, karena kandungan yang dihasilkan sangat berkualitas.

’’Dan melihat integrasi lahan garam di Sekotong ini akan kita jadikan sebagai percontohan bagi kabupaten/kota lain,” katanya usai acara Panen Raya Garam di Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong, Rabu (4/9).

Panen raya garam ini menjadi pertama untuk tahun 2019 ini. Panen raya garam perdana ini dihadiri Bupati Lobar Fauzan Khalid, Wakil Bupati Hj. Sumiatun, jajaran Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, kelompok koperasi, dan masyarakat.

Pada panen perdana ini, jumlah yang dipanen sebanyak 87 petak. Masing-masing petak menghasilkan 5 hingga 7 ton garam untuk sekali panen. Dengan jumlah tersebut diprediksi cukup untuk kebutuhan PDAM selama sepuluh bulan.

“Pemasaran dan harga garam di Lobar masih stabil, karena garam hasil para petani sementara hanya untuk konsumsi di wilayah Lobar saja, seperti untuk konsumsi PNS dan PDAM,” terang Bupati Lobar Fauzan Khalid.

Dari data DKP Lombok Barat, luas tambak garam di Lobar sekitar 688 hektar. Di kawasan Sekotong saja, tepatnya di area Desa Candi Manik, luas tambaknya mencapai 354 hektar.

Namun dengan area tambak yang cukup luas itu, pemanfaatanya masih dirasa kurang optimal. Hanya 140 hektar atau 40 persen areal tambak saja yang dimanfaatkan. Itu pun terbagi untuk garam konsumsi dan garam industri dengan menggunakan sistem geoisolator seluas 30 hektar.

Untuk menjaga kualitas garam, Pemprov NTB dan Pemkab Lobar tahun depan rencananya akan menyediakan gudang penyimpanan garam dengan kapasitas pentimpanan mencapai dua ribu ton. Nantinya juga akan didukung Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam pemetaan pemasaran dan fasilitas perizinan.

’’Kita harapkan tahun ini petani di Sekotong bisa panen enam sampai delapan kali panen,” tambah Kepala DKP Lobar Subandi. (miq)

Exit mobile version