Mataram, katada.id – Seluruh anggota DPRD NTB yang menjalani tes urine mendadak dinyatakan bersih dari pengaruh narkoba.
Tes urine tersebut dilaksanakan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNN) NTB) usai rapat paripurna Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur NTB Tahun 2024, Senin (20/1).
Dalam pemeriksaan tersebut, tercatat 50 anggota DPRD NTB yang hadir langsung mengikuti tes urine. Sementara itu, 15 anggota yang tidak hadir dalam persidangan diwajibkan menjalani tes urine susulan di kantor BNN NTB. Hasil tes yang diterima pada Sabtu (8/1) lalu, seluruh sampel urine menunjukkan hasil negatif. Hasil ini menegaskan bahwa tidak ada anggota dewan yang terlibat penyalahgunaan narkoba.
“Alhamdulillah, berdasarkan informasi dari Kepala BNN NTB, seluruh anggota DPRD yang telah menjalani pemeriksaan urine terbukti negatif dari pengaruh narkoba. Ini menjadi bukti komitmen kami untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari penyalahgunaan narkoba,” ujar Ketua DPRD NTB, Hj Baiq Isvie, Senin (10/2).
Menurut Isvie, pelaksanaan tes urine mendadak ini merupakan terobosan pertama di NTB yang dilakukan di awal tahun 2025. “Minimal, kegiatan tes urine dadakan ini bisa menjadi contoh bagi institusi lain, mulai dari Pemprov hingga pemda di NTB. Harapan kami, semua DPRD, termasuk yang ada di tingkat kabupaten/kota, segera menerapkan langkah serupa agar bisa meminimalisir potensi penyalahgunaan narkoba,” tambahnya.
Ia menegaskan, tes urine ini dilakukan atas dasar inisiatif untuk meningkatkan kesadaran di kalangan legislatif terhadap bahaya narkoba. Menurutnya, jika tes urine dilakukan secara rutin oleh BNN, hal tersebut tidak menjadi masalah, selama tujuannya adalah untuk menjaga integritas dan keamanan lingkungan kerja.
Kepala BNN NTB, Brigjen Pol Marjuki menyebutkan bahwa kegiatan tes urine ini merupakan contoh positif kalangan legislatif mengatensi bahaya penyalahgunaan narkoba. Menurutnya, NTB termasuk wilayah dengan tingkat penyalahgunaan narkotika yang cukup tinggi, yaitu mencapai 1,73 persen dari total penduduk 5,6 juta jiwa. “Data tersebut hanyalah gambaran dari apa yang muncul di permukaan. Di baliknya, fenomena penyalahgunaan narkotika seperti gunung es, masih menyimpan banyak kasus yang belum terekapitulasi,” ungkapnya. (rl)