Mataram, katada.id – Inspektorat Nusa Tenggara Barat (NTB) lagi turun tangan. Mereka sedang mengaudit dana hibah untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB dengan tujuan tertentu (PDTT).
Audit ini mencakup total dana yang nilainya tidak main-main, mencapai Rp 38,8 miliar.
Plt Inspektur NTB, Zuliadi membenarkan perihal audit ini. “Audit ini atas permintaan Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga) NTB,” katanya.
Audit ini fokus pada anggaran tahun 2021 hingga 2023. Dana hibah ini dikelola era Ketua KONI NTB, Andy Hadianto (2017-2021) dan Ketua KONI Mori Hanafi (2022-2026), yang juga anggota DPR RI.
Awalnya, Dispora minta audit sampai tahun 2024. Tapi Inspektorat memilih membatasinya sampai 2023. Alasannya, biar tidak bentrok dengan proses hukum yang sudah berjalan.
“Tahun 2024 ada pengaduan di Polres Mataram, makanya kita batasi sampai 2023 agar tidak benturan,” jelas Zuliadi.
Berikut rincian dana hibah yang sedang diaudit:
- Tahun 2021: Rp 17,9 miliar
- Tahun 2022: Rp 9,1 miliar
- Tahun 2023: Rp 11,6 miliar
Totalnya, dana hibah yang disalurkan KONI NTB ke berbagai cabang olahraga, termasuk KORMI, mencapai Rp 38,8 miliar.
Saat ini, tim auditor Inspektorat sedang sibuk memverifikasi dokumen penggunaan dana hibah di sejumlah penerima. Meski begitu, Inspektorat belum mau buka suara soal temuannya. “Audit masih jalan,” ujar Zuliadi.
Zuliadi juga menegaskan pentingnya pengawasan dana hibah. “Jangan sampai hibah-hibah ini tidak jelas,” tegasnya.
Dampak dari audit ini juga terasa. Gubernur NTB bahkan belum merealisasikan dana hibah untuk tahun 2025.
Orang nomor satu di NTB ini ingin menunggu hasil audit ini. “Gubernur menerapkan pola baru. Apakah kalau diberikan hibah sekarang beres atau tidak,” tutup Zuliadi. (*)
