Mataram, katada.id – Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal bersama Wakil Gubernur Indah Dhamayanti Putri meminta Dirut RSUP NTB untuk meniadakan rumah singgah.
Langkah itu dimaksudkan guna menjaga pelayanan di poli-poli yang ada di RSUP setempat dapat berjalan lebih maksimal.
Dirut RSUP NTB dr HL Herman Mahaputra atau Dokter Jack mengatakan, arahan Gubernur dan Wakil Gubernur terkait ketiadaan rumah singgah di RSUP setempat dilakukan usai dirinya dipanggil mengikuti apel perdana ASN lingkup Pemprov usai libur Idulfitri 1446 H di kantor gubernur setempat, Selasa (8/4) kemarin.
“Secepatnya, instruksi peniadaan rumah singgah itu akan saya jalankan mulai hari ini dengan membersihkan ruangan yang sempat menjadi tempat singgah para pasien,” kata Dokter Jack.
Ia mengaku bahwa instruksi ketiadaan rumah singgah untuk keluarga pasien akan disosialisasikan pihaknya pada para pasien.
Menurut Dokter Jack, para keluarga pasien yang rumahnya jauh dan tidak memiliki tempat tinggal di Kota Mataram, serta terjadwal untuk kontrol dengan adanya instruksi Gubernur dan Wakil Gubernur NTB dianjurkan untuk menyewa 12 rumah singgah yang menjadi mitra RSUP NTB.
“Nanti, keluarga pasien akan diarahkan oleh petugas kami di lapangan jika harus menginap. Intinya, instruksi Pak Gubernur akan kami jalankan dengan baik,” tegasnya.
Dokter Jack menginformasikan bahwa untuk pemulangan jenazah bagi warga Pulau Sumbawa akan disiapkan mobil ambulance jenazah dari bantuan Baznas NTB.
Hal itu sesuai arahan Gubernur Lalu Muhamad Iqbal. Sehingga tidak lagi menjadi beban pihak RSUD Provinsi.
“Untuk biaya operasional pemulangan akan dibebankan pada pemda kabupaten/kota. Intinya, Pak Gubernur sangat responsif menyikapi kebutuhan masyarakat di Pulau Sumbawa. Serta, enggak mau juga semua beban ada di RSUP NTB,” jelasnya.
“Intinya, keluarga pasien enggak akan dibebankan biaya apapun,” sambung Dokter Jack.
Diketahui, awalnya, rumah singgah ini diperuntukkan pasien-pasien yang rumahnya jauh dan tidak memiliki tempat tinggal di Kota Mataram, serta terjadwal untuk kontrol.
Di mana, manajemen rumah sakit menginisiasi agar pasien bisa diberikan tempat di rumah singgah secara gratis.
Hanya saja belakangan viral jika ada sekelompok oknum yang menyewakan rumah singgah dengan tarif tertentu tanpa sepengetahuan management RSUP setempat.
Akibatnya, dalam video viral beberapa waktu lalu, terlihat suasana ricuh saat sejumlah orang naik ke lantai dua dan mulai merusak tembok rumah singgah semi permanen.
Ketegangan semakin meningkat ketika pasien dan keluarga pasien yang berada di dalam rumah singgah dipaksa keluar, karena lokasi tersebut akan dirobohkan. (red)