Bima, katada.id- Sempat dijadwalkan beroperasi Oktober ini, layanan homodialisa (cuci darah) di RSUD Bima dipastikan diundur.
Hal itu diungkap Direktur RSUD Bima, drg. H. Ihsan, MPH. Menurut dia izin operasional layanan tersebut belum dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
“Menunggu visitasi (tinjauan langsung) Kemenkes untuk keluar izin operasional,” ungkapnya, saat dikonfirmasi katada.id, Sabtu (25/10).
Ikhsan belum mengungkap kapan visitasi itu dilakukan Kemenkes. Demikian juga rencana peresmian layanan cuci darah itu. Namun informasi yang diperoleh, visitasi Kemenkes diproyeksikan berlangsung November – November mendatang.
Imbasnya, warga Bima yang memerlukan layanan cuci darah, masih harus keluar daerah. Dengan biaya yang bertambah karena ongkos transportasi yang tidak murah.
Sebelumnya, peresmian layanan Hemodialisa dijadwalkan berlangsung Oktober ini. Hal itu terungkap saat Wakil Bupati Bima, dr. H. Irfan Zubaidy, meninjau langsung kesiapan RSUD Bima Juli lalu.
Saat itu Wabup melihat kondisi ruangan, kesiapan alat dan kondisi sumber daya manusia. Didampingi Manajemen RSUD Bima. Ia mengungkapkan bahwa saat itu baru tersedia 8 unit mesin cuci darah dari 23 mesin yang diusulkan.
“Kami akan terus berupaya agar seluruh kebutuhan bisa segera terpenuhi,” tegasnya.
Menurut Wabup, layanan homodialisa solusi bagi warga Bima. Dimana, selama ini layanan itu diperoleh di luar daerah dengan biaya yang tak murah karena jarak tempuh.
Sementara itu, Direktur RSUD katanya sedang mematangkan berbagai persiapan teknis dan administratif.
“InsyaAllah Oktober kita mulai. Kami ingin memastikan masyarakat mendapat pelayanan yang aman, nyaman, dan bermutu,” ujarnya. (*)
