Katada

Kerja di Koperasi Ladang Berhad Malaysia, Gajinya Dijamin Memuaskan PMI

Foto bersama PMI.

Mataram, Katada.id- Tidak banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak ditempat ia bekerja. Mayoritas TKI asal NTB sebanyak 60%  mengadu nasib di Malasya seperti menjadi pekerja ladang sawit, kuli bangunan, peternak dan pembantu rumah tangga.

Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Ketenaga Kerjaan, mengatakan secara keseluruhan PMI asal NTB yang tersebar dibeberapa negara sebanyak 535 ribu jiwa. Mayoritas memilih bekerja di Malasya.

“Dari sekian ribu yang menjadi PMI tersebut, sebanyak 60 persennya menjadi TKI di Malasya. Dapat ditaksir sekitar 70 persen pekerja ladang sawit,” ucap Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakestrans) NTB, I Gede Putu Aryadi saat menyampaikan sambutan di acara kunjungan kerja antara Pemprov NTB dan APMI di Koperasi Ladang Berhad Johor Malasya, Rabu (13/7/2022).

Lebih lanjut Gede Putu Aryadi berharap kunjungan persahabatan antara Koperasi Ladang Berhad dan Pemprov NTB bisa membawa dampak positif bagi PMI asal NTB. Terutama dari segi fasilitas dan upah yang memadai.

“Perusahaan ini dapat memberikan pelayanan yang bagus. Termasuk tempat tinggal yang selayaknya. Selain itu juga kita dapat menjalin hubungan kerja dengan baik antara perusahaan dengan Indonesia lebih khusus warga Lombok dan umumnya NTB,” tukasnya.

Disisi lain dia juga menyampaikan permasalahan lain yang kerap terjadi di NTB yaitu masih adanya pekerja migran yang menempuh jalur non prosedural (Ilegal). Hal itu menurutnya harus diperketat jalur masuk penerimaannya di perusahaan tempat dimana mereka bekerja.

“Oleh perusahaan ini dapat memperketat aturan masuk penerimaan TKI, karena itu kita tidak ingin kejadian tragis seperti tenggelamnya sejumlah TKI asal Lombok yang melewati jalur ilegal melalui jalur laut Batam tidak terjadi lagi, maka penting jalur prosedural ini dapat diterapkan Koperasi Ladang Berhad,” katanya.

Direktur Utama Koperasi Ladang Berhad Prima Peninsula, Jalan Setiawangsa 11, Taman Setiawangsa Johor Malasya, Mohd Damanhuri Bin Mohd Jamli mengaku para PMI asal NTB memiliki semangat kerja tinggi dan memuaskan. Karena itu semangat mereka adalah untuk kecukupan dapur keluarga di kampung. Seperti biaya hidup keluarga dan menyekolahkan anak. Dalam data KLB PMI asal Indonesia tersisa 100 orang, akibat pengaruh Covid-19.

“Untuk perekrutan penambahan TKI masih terkendala aturan masuk antar negara, tetapi berangsur alami kemudahan. Karena demikian tersisa PMI sebanyak 100 orang. Dan yang paling banyak dari Lombok NTB,”cetusnya.

Ia mengatakan KLB saat ini juga telah membuka penerimaan PMI dengan menggunakan prosedur atau standar negara masing-masing. Untuk menghindari stok PMI ilegal diharapkan peran maksimal APMI sebagai pintu masuk para TKI yang masuk ke KLB.

“Rata-rata gaji yang mereka terima berkisar Rp 7 juta sampai Rp 25 juta dan kita transfer melalui rekening pribadi karyawan yang sebelumnya disiapkan perusahaan. Jenis pekerjaanya variatif. Mulai dari pekerja ladang Sawit dan pelihara ternak. Semetara untuk fasilitas seperti rumah dan fasilitas lain ditanggung perusahaan,”ucapnya.

Ketua Umum Asosiasi Pekerja Migran Indonesia (APMI) H. Muazim Akbar mengatakan MoU antara pemerintah Indonesia dan Malasya terkait penerimaan TKI sudah dibuka. Dengan adanya kunjungan pemerintah provinsi NTB dengan perusahaan ladang sawit di Malasya, bisa memberikan manfaat positif bagi masyarakat NTB.

“Apa yang kami serap disini akan kita sampaikan ke Masyarakat Lombok NTB,” bebernya.

Sementara PMI asal Bima NTB Sudarmin selama empat tahun menjadi PMI di KLB tersebut, mengaku nyaman baik dari segi fasilitas, kesehatan dan upahnya terjamin. Saat ini pun dia difasilitas rumah gratis di Blok H-5 Koperasi Ladang Berhad Negeri Johor Malasya.

“Di tahun pertama masuk menjadi TKI saya menerima upah sebanyak PM 1.200 atau setara Rp 5 juta. Sementara kalau borongan kita bisa dapat PM 4000 ringgit atau setara dengan Rp 12 juta. Saat sekarang dipercaya sebagai mandor,” tuturnya.

Sementara PMI lain asal NTB, Imam Suhardi menyampaikan Gaji dasar 5 juta. Kalau lembur masuk sekitar 12 juta. “Dari fasilitas, juga gaji cukup memuaskan selama 4 tahun bekerja di Koperasi Ladang Berhad ini,” tutupnya. (rif)

Exit mobile version