Katada

Ketika Jubir Kemenlu RI Lalu Iqbal Dapat Perlakuan Diskriminatif di Pesawat Karena Dikira TKI

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Lalu Muhamad Iqbal (istimewa)

Mataram, Katada.id – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Lalu Muhamad Iqbal pernah mendapat perlakuan diskriminatif dari pramugari. Hal itu dialaminya saat terbang menggunakan pesawat dari kawasan Timur Tengah ke Indonesia sekitar tahun 2006 – 2007 silam. Kala itu ia menjabat sebagai Diplomat Kemenlu RI.

“Kebetulan saat itu saya pulang ke Indonesia tidak pakai paspor diplomatik, tapi paspor biasa,” kata Lalu Iqbal.

Pada penerbangan itu, Lalu Iqbal mengaku tidak berpenampilan seperti pejabat negara pada umumnya. Hanya berpakaian biasa dan mengenakan topi. Kursi yang ia tempati juga di kelas ekonomi bagian pojok belakang. Dalam pesawat itu beragam penumpang dari berbagai negara. Termasuk banyak diantaranya para Pekerja Migran yang dulu populer disebut Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

“Saya benar-benar pakai baju biasa dan seadanya karena memang ingin santai,” ujar Lalu Iqbal.

Perlakuan diskriminatif dari pramugari itu terjadi kata dia, sekitar 1,5 jam sebelum mendarat di bandara. Para penumpang TKI diperlakukan secara kasar. Anggapan mereka TKI itu kelas rendah. Sementara penumpang lain dari Warga Negara Asing (WNA) dilayani dengan ramah.

“Selama perjalan kami dikasi selimut, tiba-tiba selimut yang saya pakai ditarik hingga buat saya kaget,” lanjut Lalu Iqbal.

Lalu Iqbal mengaku sempat menarik kembali selimut itu. Perlakuan pramugari itu membuat dia sedikit emosi dan memarahinya.

“Saya langsung berdiri dan bilang, saya penumpang dan kamu mengambil begitu kasar tanpa bilang permisi,” cerita Lalu Iqbal.

Karena peristiwa itu, manager kabin mendatangi mereka. Di hadapan manager Lalu Iqbal mengadu bahwa selama perjalanan pramugari tersebut memperlakukan orang indonesia dengan begitu kasar, tapi kepada penumpang yang bukan TKI lemah lembut.

“Dia anggap orang Indonesia di pesawat ini adalah TKI. Dia lupa, mereka naik pesawat bukan gratis, dan kalian hidup dari bayaran mereka,” tegas Lalu Iqbal.

Dari peristiwa itu kata Lalu Iqbal, bahwa TKI masih dianggap kelas rendah. Cara pandang dunia atau negara penerima terhadap TKI masih berada di kelas rendah.

“Jadi TKI kita masih dianggap kelas paling bawah oleh negara lain,” katanya.

Maka itu, Lalu Iqbal ingin mengajak kepada para pekerja migran agar meningkatkan kapasitas mereka sebelum memutuskan bekerja di luar negeri.

“Kita ingin suatu saat masyarakat yang bekerja sebagai TKI di luar negeri bukan karena keterpaksaan karena tidak ada pilihan pekerjaan lain di daerahnya. Bekerja di luar negeri itu ialah sebuah pilihan,” tutup Lalu Iqbal.(*)

Exit mobile version