Sumbawa, katada.id – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya meningkatkan asupan gizi anak-anak sekolah justru berujung petaka di Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sebanyak 130 pelajar terpaksa dilarikan ke Puskesmas Empang dan Tarano setelah mengalami gejala keracunan massal tak lama usai menyantap makanan dari program tersebut.
Kasus yang menjadi sorotan publik ini kini telah diambil alih oleh otoritas tertinggi. Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) secara resmi menurunkan tim untuk menginvestigasi dugaan keracunan ini.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Empang, AKP Nakmin, membenarkan bahwa proses penyelidikan intensif tengah berlangsung.
“Ya, lagi berlangsung (investigasi). Tim dari Mabes bersama tim dari Polres yang melakukan investigasi,” jelas AKP Nakmin pada Kamis (25/9).
Tim penyidik gabungan Mabes Polri dan Polres Sumbawa dilaporkan sudah berada di lokasi sejak Rabu (24/9) hingga Kamis (25/9) untuk mengumpulkan keterangan saksi dan data lapangan. Meskipun penyelidikan dipimpin dari pusat, hasil resmi investigasi akan disampaikan melalui Polres Sumbawa.
Dugaan keracunan massal ini mencuat setelah program MBG disalurkan ke sejumlah sekolah di Kecamatan Empang pada Selasa (16/9). Hanya berselang sehari, pada Rabu (17/9), puluhan siswa mulai merasakan gejala mual, muntah, dan diare secara serentak.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbawa, Nur Atika, memastikan bahwa 130 siswa yang terdampak telah mendapat penanganan medis. “Total siswa yang keracunan ada 130 orang. Hari ini semuanya sudah dipulangkan ke rumah masing-masing,” ujarnya pada Kamis (18/9/2025), memastikan seluruh korban sudah pulih.
Dinkes Sumbawa menduga kuat gejala yang dialami para siswa berkaitan dengan kontaminasi bakteri E. coli pada menu MBG yang dikonsumsi. Dugaan ini merujuk pada gejala khas yang muncul, yakni diare, mual, dan muntah.
“Diduga ada E. coli karena gejala yang dirasakan siswa sesuai, tetapi untuk kepastian penyebabnya masih menunggu hasil uji laboratorium,” terang Nur Atika.(*)