Bima, katada.id – Pandemi Covid-19 telah merubah tatanan kegiatan masyarakat diberbagai belahan dunia. Kegiatan masyarakat yang semulanya bisa dilakukan secara langsung, kini harus dilakukan dengan jarak jauh dengan memanfaatkan perkembangan teknelogi informasi dan komunikasi.
Adanya wabah Covid-19 bukan menjadi alasan malas beraktivitas. Justru dengan situasi seperti ini masyarakat harus bisa produktif dalam mengembangkan diri dan juga memulai sesuatu yang baru.
Salah satu hal yang bisa masyarakat lakukan saat ini adalah memanfaatkan lahan kosong sebagai media untuk menanam pohon, sayuran, ataupun buah-buahan. Seperti yang lakukan Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PMM) kelompok 21 dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Desa Doridungga, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Senin (5/4).
Ketua kelompok 21 PMM dari Univesitas Muhammadiyah Malang, Nani Ardianingsih menjelaskan Jenis tanaman yang yang telah ditanam adalah seperti cabe, sawit, tomat, terong dan lain-lain.
“Untuk Pohon dan buah-buahan akan segera dilakukan dilain hari bersama dengan ibu-ibu ataupun para pemuda Desa Doridungga. Kelompok 21 PMM UMM ini menyebutkan kegiatan penanaman ini sebagai penanganan peninggalan PMM kelompok 21 yang bisa diteruskan atau bermanfaat untuk Desa Doridungga,” jelas mahasiswi jurusan Ilmu Pemerintahan ini.
Inisiasi dari kegiatan ini adalah berdasarkan situasi dan kondisi pada poros kehidupan masyarakat Desa Doridungga. “Tingginya harga cabe ataupun sayuran lainnya sebagai bahan utama dapur menjadi perihal yang perlu diperhatikan bersama,” jelasnya.
Tingginya harga sayur menjadi persoalan yang perlu ditemukan solusi alternatifnya. Karena itu kelompok 21 PMM UMM ini memulai gerakan menaman sayuran pada rumah pangan lestari sebagai upaya untuk menjawab persoalan tingginya harga pangan.
Ketika rumah pangan lestari ini menghasilkan pangan yang banyak lagi berkualitas, maka kelompok kami akan dengan senang hati untuk membagikan hasil panen pada masyarakat Desa Doridungga.
“Sebagai bentuk penguatan budaya desa Doridungga yang dikenal dengan istilah ’Cua Mbei Angi di Kompera Pei’ atau jika dibahasa Indonesiakan berati saling memberi untuk orang disekitar,’’ katanya.
Budaya tersebut menjadi suatu tradisi yang perlu dilestarikan. Mengingat masyarakat Desa Doridungga yang kental dengan adat dan istiadatnya serta masyarakat yang ramah dan religius.
Kelompok 21 PMM UMM berharap masyarakat Desa Doridungga bisa ikut berkreasi bersama dalam mahasiswa dalam memanfaatkan lahan kosong disekitar halaman rumah. “Karena ada banyak manfaat yang bisa didapatkan salah satunya adalah rumah menjadi lebih asri dan hijau,” tuturnya. (izl)