Mataram, Katada.id – Puluhan mahasiswa yang tergabung di aliansi mahasiswa peduli transparansi (Mapetra) Universitas Mataram (Unram) melakukan aksi bertepatan dengan kedatangan Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin di Unram. Mahasiswa menuntut kejelasan kasus transparasi pemotongan bidikmisi dan pembangunan retail modern (Indomart) di Unram.
Kebetulan saat mahasiswa aksi, Wapres bertandang ke Unram memberi kuliah umum tentang bahaya paham radikilisme. Aksi itu sempat diwarna kericuhan karena petugas keamanan kampus menghadang mahasiswa.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Dwi Alan Ananami mengatakan, tidak ada masalah mahasiswa melakukan aksi saar Wapres. Kebetulan momentum itu semua petinggi Unram berkumpul.
Ia menegaskan, mahasiswa tidak dalam rangka menolak kedatangan Wapres atau mendemonya. Mahasiswa mendesak Rektor Unram untuk memberikan sanksi kepada oknum yang terlibat dalam pemotongan dana bidik misi. Diduga setiap mahasiswa seharusnya menerima beasiswa Rp 4,2 juta per semester. Namun faktanya mahasiswa tidak menerima sebesar angka tersebut. Justru yang ada satu orang mahasiswa menerima Rp 600 ribu per semesternya.
“Jadi yang kita minta itu soal kejelasan pemotongan beasiswa bidikmisi mahasiswa unram. Jadi miris sekali bagi penerima beasiswa hanya menerima Rp 600 ribu per satu semester,” ungkap Dwi Alan Ananami, mahasiswa Fisipol Unram, Rabu (19/2).
Ia juga mempertanyakan keberadaan pembangunan Indomart Unram. Yang selama ini juga tiba-tiba ada di kampusnya, atau tidak pernah ada sosialisasi awal kepada para mahasiswa.
“Kita kaget, juga mendesak birokrasi kampus untuk segera memberikan transparasi dan sosialisasi tentang rencana pembangunan retail modern (Indomart),” sesalnya.
Terlepas masalah bidikmisi dan indomart, ia meminta rektor untuk segera memberikan sanksi tegas kepada oknum yang terlibat dalam penggelapan dana KKN.
Sebagai informasi, sebelumnya masyarakat telah melaporkan dugaan pemotongan beasiswa bidik misi di Unram, NTB. Laporan itu disampaikan kepada Polres Mataram, belum lama ini.
Dari data yang himpun, penerima beasiswa bidikmisi sebanyak 1.565 orang mahasiswa. Namun yang bermasalah sekitar 95 orang. Laporan itu diterima ombudsman terkait adanya dugaan mal praktek tersebut. Dan memeriksa rekening penerima dan mengklarifikasi pihak bank, yaitu Bank BRI dan BTN.
Setelah usut demi usut keterangan dari pihak Polresta Mataram menindaklanjuti laporan tersebut. Hasil klarifikasi sejumlah pihak, penyalurannya sudah sesuai prosedur. Kenapa demikian, masalahnya hanya pada pergantian nama penerima, disebabkan beberapa alasan, diantaranya IPK penerima beasiswa bidikmisi turun dari standar dan tidak mengikuti kegiatan kampus. Karena itu, beasiswa beberapa mahasiswa dicabut. (rif)