Katada

Masuk Gili, Pekerja Wajib Miliki Hasil RDT

TIDAK BEROPERASI: Salah satu bar dan restoran di Gili Trawangan yang tidak beroperasi sejak di lockdown lalu hingga saat ini.

Lombok Utara, Katada.id- Sebelum menerapkan new normal, destinasi tiga gili (Meno Air Gili Trawangan) bakal dibenahi terlebih dahulu. Terutama fasilitas-fasilitas pengusaha yang tidak terurus selama lockdown. Fase awal ini, hanya pekerja tiga gili tersebut yang diizinkan masuk.

“Tapi karyawan harus memberikan surat keterangan dengan dilampirkan dengan hasil pemeriksaan rapid diagnostic test (RDT) atau swab. Itu mutlak dan harus,” tegas Kepala Dinas Kesehatan Lombok Utara dr H Lalu Bahrudin, Senin (1/6).

Kata dia, rencana RDT tersebut sebenarnya akan dilakukan pengusaha masing-masing. Namun persyaratan ini rupanya cukup memberatkan pengusaha. Sebab mereka terkendala anggaran yang cukup besar.

“Sehingga kemarin saya memberanikan diri, khusus pekerja asli KLU mungkin nanti saya akan minta payung hukumnya di bupati agar gratis,” ungkap dia.

Pekerja berasal dari KLU nantinya akan didukung data di masing-masing desa. Misalnya dia berasal dari Dusun Embar-Embar, tetap akan dilakukan test mengingat itu merupakan zona merah.

Persoalan lainnya adalah pekerja yang berasal dari luar KLU. Mereka tentu tidak menjadi tanggung jawab Dikes KLU. Mereka bisa melakukan test di Dikes daerah masing-masing.

Ia mengungkapkan, ada saran jika mereka ini di RDT di Bangsal saja. Dr Bahrudin mengaku Dikes siap melakukan, namun sarananya harus disiapkan sebanyak 20 ribu RDT.

“Sekarang ini saja, saya mengusulkan 10.000 ribu hanya 5.000 yang bisa tereliasasi, apalagi mau biayakan yang lain,” tandas mantan Direktur RSUD Lombok Utara itu.

“Tapi kalau memang dianggrakan, kita tinggal kerahkan aja tim ke sana,” kata dia.

Sementara itu Bupati Lombok Utara H Najmul Akhyar mengatakan, sesuai SE yang disampaikan Wagub NTB, masyarakat dari suatu daerah menuju ke daerah tertentu, diharapkan melakukan rapid test di tempatnya. Hal ini untuk mempermudah, efektif, dan bisa menghemat anggran.

“Kalau kunjungan gili sudah normal, rapid test 1.000-2.000 per hari tidak mungkin. Lebih baik di tempatnya sendiri,” jelas Najmul.

Meski melakukan RDT di daerah masing-masing, ia berharap itu tidak kadaluarsa. Artinya, hasilnya masih dinyatakan berlaku saat digunakan memasuki tiga gili nantinya. (ham)

Exit mobile version