Bima, katada.id – Sejumlah operator desa di Kabupaten Bima mengeluhkan insentif belum dibayar. Padahal mereka sudah menyelesaikan pekerjaan untuk validasi basis data terpadu (BDT).
Keluhan itu disampaikan beberapa operator di Kecamatan Bolo dan Soromandi. Salah seorang operator desa di Bolo mengaku tahun lalu dinas sosial (Dinsos) menjanjikan insentif bagi operator desa jika validasi Basis Data Terpadu (BDT) telah rampung.
“Kami sudah merampungkan BDT tapi hingga sekarang belum diberikan insentif yang dijanjikan itu,” terang salah satu operator desa di Bolo, J, Senin (15/3).
Operator desa lain di Kecamatan Bolo mengeluhkan hal yang sama. Operator desa S mengatakan sampai sekarang ia belum menerima insentif. ’’Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) hanya meminta data diri dan rekening saja, tapi belum ada transfer insentif sama sekali hingga sekarang,” ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan B, salah seorang operator desa di Kecamatan Soromandi,. Pihak Dinsos menjanjikan akan memberikan insentif selama 3 bulan kepada masing-masing operator desa.
“Data BDT sudah kami rampungkan sudah 80 persen tapi sampai sekarang belum ada pembayaran insentif sama sekali,” keluhnya.
Kepala Dinsos Kabupaten Andi Sirajuddin yang dikonfirmasi tidak mengetahui mengenai insentif operator desa. “Insentif dari mana itu. Di DPA (Dokumen Penggunaan Anggaran) Dinsos tak ada itu,” jawab kepada katada.id melalui pesan singkat WhastApp.
Andi tidak menjelaskan lebih lanjut ketika ditanya soal keluhan operator desa terkait insentif yang belum dibayar. Ia hanya membaca saja. (arr)