Mataram, katada.id – Pengurus Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota Mataram resmi dilantik. ”Alhamdulillah pelantikan berjalan lancar seperti yang kita rencanakan,” kata Ketua PDPM Kota Mataram Iskandar, Sabtu (3/10).
Pelantikan Pemuda Muhammadiyah bertepatan dengan momentum politik di Kota Mataram. Meski begitu, Iskandar menegaskan netralitas organisasi yang dipimpinnya. Pemuda Muhammadiyah berdiri di tengah-tengah.
”Tidak ke kanan atau ke kiri. Tetap sebagai pengontrol kekuasaan dan tetap kritis,” ujarnya.
Di waktu bersamaan pula, pelantikan dilakukan di tengah pandemi covid. Ini yang kemudian menjadi alasan kenapa PDPM Kota Mataram mengangkat mengenai meneguhkan semangat kepemudaaan.
Kata Iskandar, kita harus menyatukan semangat yang sama. Sebab tidak mungkin pemerintah bisa seorang diri menyelesaikan persoalan yang ada. Terutama yang berkaitan dengan pandemi covid.
”Kalau tidak begitu, problem yang kita hadapi sekarang tidak bisa selesai dan dilewati,” tuturnya.
Sebagai ketua, Iskandar merangkul seluruh elemen pemuda di pengurus PDPM yang baru. Dari komposisi di daftar pengurus, terdapat dua orang menyandang gelar doktor. Kemudian hampir setengahnya bergelar magister.
”Sisanya itu praktisi, pengusaha, dan pekerja profesional. Struktur ini menegaskan tema yang kita ambil juga,” kata Iskandar.
Dalam sisa periode kepengurusan, PDPM Kota Mataram berikhtiar untuk fokus pada sektor perekonomian. Iskandar berangkat dari penelitiannya yang berkaitan dengan penyandang masalah sosial. Problem mendasar di perkotaan terkait kemiskinan.
Iskandar mengatakan, Pemuda Muhammadiyah akan tampil untuk berkarya. Bukan lagi di tataran retorika. ”Kita sudah sangat siap untuk terlibat langsung dalam pembangunan kota,” tegas Iskandar.
Fokus PDPM Kota Mataram pada sektor ekonomi, juga tak lepas dari kondisi nasional. Perekonomian Indonesia yang sudah masuk resesi. Sehingga membutuhkan penguatan basis-basis sektor riil, seperti UKM.
”Ada satu kata bijak dalam Bahasa Arab, pemuda harus menunjukkan siapa dirinya, bukan siapa di belakangnya. Pemuda Muhammadiyah akan turut andil membangun sektor riil, untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tandas Iskandar.
Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) NTB Muslimin Magenda mengatakan, generasi muda Muhammadiyah jangan jadi generasi instan. Yang suka memotong kompas. Hanya untuk memperoleh kepentingan pribadi, melalui organisasi.
”Itu yang diamanatkan Prof Haedar Nashir. Sebagai refleksi kita. Dahulukan selalu kepentingan organisasi. Perkuat gerakan dakwah dan kapasitas internal Pemuda Muhammadiyah,” kata Muslim.
Sementara itu, Asisten I Setda Kota Mataram Lalu Martawang mengatakan, besar harapan pemkot untuk Pemuda Muhammadiyah bisa berkontribusi. Apalagi jika melihat komposisi pengurus di periode yang sekarang.
”Dulu itu, kalau doktor itu pengurus pusat, magister jadi pengurus provinsi. Sekarang di Pemuda Muhammadiyah Mataram punya dua doktor. Artinya apa? Ada lompatan yang jauh dan harapan untuk bisa bermanfaat lebih banyak ke masyarakat dan daerah,” kata Martawang. (red)