Katada

Pemda KLU dan Warga Normalisasi Sungai Sokong

NORMALISASI: Sejumlah warga membersihkan sampah di Sungai Sokong, Tanjung.

Lombok Utara, Katada.id- Pemda KLU Dinas Lingkungan Hidup Perumahan dan Kawasan Permukiman (DLHPKP) melakukan normalisasi Sungai Sokong, Rabu (15/7). Pembersihan sungai yang menjadi perbatasan Desa Sokong dan Desa Tanjung itu melibatkan warga di lima dusun.

Bupati Lombok Utara H Najmul Akhyar mengungkapkan, KLU memiliki banyak sungai. Ia meminta supaya masyarakat dapat memanfaatkannya secara maksimal, bukan mencemari. Pasalnya sungai juga dimanfaatkan masyarakat guna menanam kangkung.

“Sungai ini juga sebagai sumber kehidupan masyarakat. Kangkung yang kita makan setiap hari itu juga dari sini,” ungkap dia.

Menurutnya, pembersihan Sungai Sokong merupakan bentuk kepedulian pemerintah untuk mengantisipasi bencana. Sebab jika sungai tidak dibersihkan, ketika terjadi hujan lebat air bisa saja meluap. Apalagi Sungai Sokong berada di tengah ibukota KLU, tentu harus dijaga kebersihannya.

“Maka dengan dibersihkan ini kita membantu memulihkan ekonomi masyarakat. Kalau sudah dilakukan pembersihan ketika hujan dan air meluap, Insyallah masyarakat tidak akan terganggu,” jelas dia

“Jangan buang sampah di sungai,” pesan Najmul.

Sementara itu, Kepala DLHPKP Lombok Utara H M Zaldy Rahardian menjelaskan, kegiatan ini melibatkan masyarakat di lima dusun Desa Sokong. Di antaranya Dusun Majalangu, Dusun Karang Raden, Dusun Karang Langu, Dusun Karang Pande, dan Dusun Karang Nangka.

Menerapkan system padat karya, masyarakat berbondong-bondong turun ke sungai untuk mengangkut sampah yang ada. Normalisasi ini sendiri dilakukan selama 5 minggu dengan dibantu alat berat DLHPKP.

“Jadi bisa dilihat beginilah keadaan sungai kita. Minimal nanti ini bisa bersih dan kegiatan ini melibatkan kadus dan kades supaya mereka juga bisa berperan aktif,” jelasnya.

Kata dia, Sungai Sokong idealnya bisa dijadikan representasi rest area pun lokasi wisata. Sebagai langkah pertamadilakukan pembersihan sehingga masyarakat yang datang merasa nyaman. Selanjutnya, dinas teknis seperti PUPR atau Disbudpar Lombok Utara harus berperan aktif untuk menangkap peluang. Sehingga objek-objek wisata di daerah tidak terkesan itu-itu saja.

“Memang dulu sempat ditata oleh PU tapi karena gempa, hancur, itu kita maklumi. Nanti kita lakukan review untuk wisata atau bagaimana,” pungkas dia. (ham)

Exit mobile version