Lombok Utara, Katada. Id- Pemda Kabupaten Lombok Utara (KLU) melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Kegiatan yang melibatkan kaum perempuan, anak, pemuda, lansia, hingga disabilitas itu digelar di tiga lokasi berbeda untuk antisipasi penyebaran covid-19, Selasa (16/3).
Musrenbang tersebut dihadiri Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu, Ketua TP PKK KLU Hj Galuh Nurdiyah, dan Kepala DP3AP2KB NTB Hj Husnanidiaty Nurdin. Bupati Djohan meminta kegiatan kali agar dapat membuahkan hasil yang bermanfaat bagi perencanaan daerah. Sehingga nantinya KLU diharapkan bisa bersaing dengan kabupaten/kota lain di NTB. Menyerap segala persoalan dari keterwakilan perempuan, pemuda, dan lain sebagainya dinilai penting untuk dapat menciptakan program yang jelas sasarannya.
“Saya yakin dan percaya dalam musrenbang ini kita rumuskan hal hal terkait pembangunan ke depan. Kita masih cukup prihatin termasuk masih banyak (kasus) anak menikah di bawah umur, dan ada persoalan lain,” ungkap dia.
Kata Djohan, sebagai daerah termuda di NTB, angka kemiskinan KLU saat mekar dari Lombok Barat mencapai 43 persen. Dalam perjalanannya hingga saat ini, angka tersebut sudah berhasil ditekan hingga tercatat 26,9 persen. Tentu merupakan PR bersama guna memerangi kemiskinan sehingga angka sisa itu bisa terus di tekan. Orang nomor satu di KLU tersebut berpesan supaya pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) punya kreativitas dan inovatif serta etos kerja tinggi.
“Daerah kita satu-satunya yang tertinggal di NTB kita ingin semuanya sungguh dalam pimpin lembaga punya krativitas supaya kita sama sama maju, saya ingatkan pimpinan OPD,” tegas dia.
Sementara Sekretaris Bappeda KLU Yuni Kurniati Maesarah menjelaskan, tujuan Musrenbang dengan melibatkan perempuan, pemuda, lansia, anak, dan disabilitas ini dalam rangka memberikan ruang partisipasi. Sebab ini adalah bagian yang tidak terpisahkan daripada Musrenbang RKPD sebagai acuan penyusunan RPJMD tahun depan.
Mengenai persoalan yang dihadapi daerah, dalam indeks pembangunan gender, perempuan KLU tertinggal dari sisi pendidikan dan ekonomi.
Sementara usia harapan hidup perempuan di KLU lebih tinggi daripada pria. Selanjutnya masih banyak perempuan kepala keluarga, yaitu 20 persen. Angka stunting kita 33 persen, dan sepanjang tahun 2020 tercatat 706 kasus persalinan usia remaja. Belum terwujudnya kabupaten layak anak dengan klaster 5, pernikahan dini, dan belum optimalnya layanan sosial dan difabel esidentil, beber perempuan berhijab itu.
Dibeberkan, kegiatan ini dihadiri kurang lebih 127 orang tersebut dibagi menjadi tiga lokasi. Yakni aula Kantor Bupati menjadi pusat acara, aula Bappeda, dan rumah makan Imarasa. Di tiga lokasi ini dibagi isu diskusi menyangkut kelompokan pendidikan, kesejahteraan sosial, dan perlindungan ana.
“Sehingga dengan harapan bisa teridentifikasi prioritas permasalahan, serta tidak terlalu berkerumun mengingat saat ini covid-19, “kata dia.
Kepala DP3AP2KB NTB Hj Husnanidiaty Nurdin mengaku jika apa yang sudah dilakukan KLU mulai ditiru Pemprov NTB belakangan ini. Bahkan pihaknya mendorong kabupaten lain untuk melibatkan perempuan hingga anak dalam kegiatan Musrenbangnya.
Ia berpesan agar hal positif ini sebaiknya diteruskan di KLU. Adanya Musrenbang perempuan, pemuda, anak, lansia, hingga disabilitas, diyakini jika suara aspirasi bisa didengarkan karena dibicarakan khusus.
“Saya yakin jika aspirasinya di Musrenbang besar, maka kebutuhan tidak bisa terakomodir dengan baik. Musrenbang yang besar terkadang tidak bersahabat pada 5 unsur ini. Saya harap tahun depan hasil dari kegiatan sudah bisa kita lihat,” pungkas dia. (ham)