Katada

Pemda KLU Komitmen Perbanyak Akses dan Fasilitas Sanitasi Inklusif

APRESASI: Penjabat Sekda KLU H Raden Nurjati memberikan piagam apresiasi pada PLAN International Indonesia atas kerjasama dengan Pemda KLU melalui proyek sanitasi berkelanjutan wilayah Indonesia Timur (SEHATI).

Lombok Utara, Katada.id- Sanitasi masih menjadi atensi utama Pemda KLU. Meski proyek sanitasi berkelanjutan wilayah Indonesia Timur (SEHATI) sudah ditutup, namun Pemda tetap berkomitmen memperbanyak akses dan fasilitas sanitasi inklusif utuk warga.

Penjabat Sekda KLU H Raden Nurjati menuturkan, proyek SEHATI dilakukan bersama PLAN International Indonesia sejak 2016 lalu. Sebanyak 103.131 jiwa sudah menerima manfaat dari program ini. Jumlah itu tersebar di 31.714 rumah tangga di 15 desa pilot project dan 205 dusun KLU.

“Salah satu poinnya adalah memastikan masyarakat mencapai akses universal air bersih dan sanitasi,” ujarnya, Selasa (11/8).

Melalui proyek SEHATI, kata dia, akses dan pemanfaatan sarana sanitasi berkualitas dan berkelanjutan telah tersedia untuk masyarakat. Pemda KLU pun menilai air bersih dan sanitasi layak itu merupakan kebutuhan dasar manusia.

“Kami berkomitmen melalui program dan penganggaran yang memadai, kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk salah satunya adalah dengan Plan International Indonesia dan SIMAV, ” jelas dia

Salah satu capaian proyek SEHATI di KLU dilihat dari Pemda dalam melaksanakan STBM 5 pilar yang meningkat. Mulai dari stop buang air sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaaan sampah, dan pengelolaaan limbah cair.

Berdasarkan data monitoring SIMAVI 2019, rata-rata kapasitas Pemda diukur dari aspek pengganggaran, perencanaan, kemampuan supervisi ke tingkat di bawah, hingga monitoring dan evaluasi Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL) Kabupaten mencapai 90 persen.

“Saya mengapresiasi upaya Plan International Indonesia yang telah mendampingi masyarakat selama 4,5 tahun melalui implementasi Proyek SEHATI,” sambung dia.

“Beberapa kebijakan yang sudah kami terbitkan adalah Peraturan Bupati terkait STBM, SE (Surat Edaran) Sinkronisasi Perencanaan Sanitasi Kabupaten dan Desa, dan SE Kabupaten Bebas BABS,” tandas Nurjati

Program Manager Yayasan PLAN International Indonesia James Ballo menyampaikan, dalam implementasinya, proyek SEHATI menggunakan pendekatan berbasis kesetaraan gender dan inklusif. Di antaranya mengedepankan hak-hak perempuan dalam pembangunan sektor sanitasi.

“Selain itu juga memprioritaskan akses sanitasi dan kebersihan kepada kelompok difabel, lansia, warga paling miskin, dan kelompok marginal lainnya,” jelas James.

Kata dia, peningkatan perubahan perilaku higienis masyarakat pun sangat signifikan pada capaian setiap pilar STBM sejak 2016. Melalui proyek SEHATI, pihaknya berupaya memastikan pemenuhan hak dasar perempuan dan anak perempuan dengan membenahi akses sanitasi.

“Demi menjaga kebersihan dan kesehatan saat menstruasi,” kata dia

Data monitoring proyek SEHATI menunjukkan, 92 persen rumah tangga di 15 desa pilot sudah punya akses pada fasilitas sanitasi. Artinya mereka tidak lagi melakukan buang air besar sembarangan (BABS).

“73 persen rumah tangga telah memiliki toilet yang layak dan aman,” tutup dia. (ham)

 

Exit mobile version