Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu saat memberikan bantuan secara simbolis ke salah satu masyarakat yang terdampak inflasi.
Lombok Utara, Katada.id– Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memberi dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat yang tidak mampu. Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) memutuskan memberi bantuan paket sembako untuk menanggulangi dampak inflasi yang ditimbulkan.
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu di aula bupati, Rabu (9/11). Turut hadir Inspektur Inspektorat KLU H Zulfadli, Kadis Sosial P3A KLU Faturrahman dan Sekretaris Camat Tanjung Minulan.
“Bantuan ini saya harapkan bisa meringankan beban masyarakat yang terdampak inflasi akibat kenaikan BBM,” ujar Djohan.
Dikatakannya, bantuan yang diberikan ini bersumber dari anggaran pemerintah sebesar dua persen. Ini sebagai upaya bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam memberikan bantuan sosial tambahan bagi masyarakat miskin. Kriteria penerima sendiri yakni masyarakat miskin yang tidak menerima BLT-DD, PKH, dan BPNT.
“Penyaluran bantuan ini menjadi keputusan pemerintah terkait dengan dampak inflasi kenaikan harga BBM,” jelasnya.
“Manfaatkan bantuan yang diberikan oleh pemerintah ini dengan sebaik-baiknya untuk kebutuhan keluarga,” tandasnya.
Sementara itu Kadis Sosial P3A KLU Faturrahman membeberkan, penerima bantuan ini berjumlah 6.665 orang. Jumlah ini dibagi rata di tiap desa sebanyak 155 orang.
“Jenis bantuan sendiri berupa beras,gula,minyak goreng,telur,kopi, abon yang merupakan produk lokal UMKM Lombok Utara,”ujarnya.
Penerima bantuan ini merupakan pedagang kecil, nelayan, keluarga tidak mampu. Selain itu, mereka bukan penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), hingga Program Keluarga Harapan (PKH).
“Penyerahan secara simbolis hari ini (kemarin,Red) diberikan kepada masyarakat tiga desa, yaitu Desa Sokong, Desa Tanjung dan Desa Jenggala,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial (Rehsos) Nisanim mengatakan, bantuan tersebut dianggarkan sebesar Rp 1,2 miliar. Penerimanya mulai dari nelayan, tukang ojek, hingga masyarakat tidak mampu yang tidak mendapat bantuan pemerintah lainnya.
“Masing-masing orang diberikan Rp 192 ribu per orang dalam bentuk sembako, seperti beras gula, minyak, kupi dan abon daginng, dan telur satu tray,” bebernya.
Kata dia, penyerahan simbolis baru dilakukan di tiga desa. Setelah ini, bantuan akan langsung disebarkan ke semua desa lainnya.
“Barang-barang sudah siap semua, tinggal didroping ke semua desa,” tutupnya. (ham)