Pemprov NTB Prioritaskan Pembangunan Desa Lingkar BIZAM

0
Wakil Gubernur NTB, Dr.Hj.Siti Rohmi Djalilah saat bersilaturahmi dengan masyarakat desa Tanak Awu serangkaian kunjungan kerjanya di Desa Penujak, Tanah Awu, Sengkol dan Ketare, Kabupaten Lombok Tengah, Rabu (29/1).

Lombok Tengah, Katada.id – Pemerintah Provinsi NTB memberi perhatian lebih terhadap pembangunan dan penataan desa-desa yang ada dilingkar Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM). Karena seluruh desa di kawasan itu berada di pintu gerbang, sekaligus kesan pertama bagi NTB sebagai destinasi wisata berkelas dunia. 

“Ketika para turis dan visitor mengunjungi NTB atau Lombok maka desa-desa ini memberi kesan pertama tentang NTB”, ujar Wakil Gubernur NTB, Dr.Hj.Siti Rohmi Djalilah saat bersilaturahmi dengan masyarakat desa Tanak Awu serangkaian kunjungan kerjanya di Desa Penujak, Tanah Awu, Sengkol dan Ketare yang terletak di sekitar lingkar Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid (BIZAM) Kabupaten Lombok Tengah, Rabu (29/1).

Wagub yang akrab disapa Umi Rohmi berharap seluruh desa yang berada dilingkar bandara sekaligus pintu gerbang menuju destinasi super prioritas nasional KEK Mandalika, harus menjadi desa wisata yang maju dan mandiri.

“Selain mengembangkan wisata desa, kami juga akan perhatikan pembangunan dasar yang menjadi kebutuhan masyarakat,” ungkap Umi Rohmi saat meninjau keempat desa wisata tersebut.

Dalam kunjungannya, Wakil Gubernur didampingi oleh Asisten I, Asisten II, kepala Dispar, BPKAD, PUPR, Dinas Perkim, Diskominfotik dan beberapa kepala OPD lingkup Pemerintah NTB serta dari masing-masing keempat kepala Desa. Dalam kunjungan awalnya, Umi Rohmi meninjau Desa wisata Penujak. Juga berjalan kaki meninjau aktivitas pasar tradisional Penujak hingga melihat normalisasi sungai Penujak, mengunjungi kampung pengrajin gerabah dan menyapa masyarakat disepanjang jalan.

Kemudian dilanjutkan meninjau lokasi pembangunan pasar seni serta akses jalan pemukiman di Desa Tanah Awu. Setelah itu mengunjungi lokasi pembangunan Rumah Sakit Internasional Mandalika, infrastruktur jalan dan bersilahturahmi dengan masyarakat di kantor Desa Sengkol. Kunjungan di akhiri dengan berdiskusi dengan masyarakat dan kepala Desa Ketare.

Wagub menjelaskan kebutuhan dasar yang harus diutamakan dalam membangun desa wisata adalah kebutuhan akan pendidikan. Pendidikan dengan SDM yang mumpuni serta ketersediaan fasilitas yang memadai guna mendorong generasi bagaimana pentingnya pendidikan untuk menyongsong masa depan yang gemilang.

Selain pendidikan, katanya, layanan kesehatan juga menjadi elemen yang sangat penting untuk dibenahi sehingga diharapkan mampu mewujudkan masyarakat yang sehat dan cerdas.

Hal yang tidak kalah pentingnya, kata Wagub adalah bagaimana meningkatkan ekonomi masyarakat dalam mengembangkan desa wisata. “Impact pengembangan desa wisata harus benar-benar menjanjikan bagi peningkatan ekonomi masyarakat setempat,” harapnya.

Ia menjelaskan, pengembangan desa-desa wisata merupakan ikhtiar pemerintah dan masyarakat untuk menyambut tujuan wisata dunia ke depan. Karenanya Pemerintah Provinsi harus turun langsung dan mengatasi segala permasalahan yang ada.  Baik untuk perbaikan akses jalan, pengembangan industri dan kebersihannya maupun ketersediaan berbagai fasilitas pendukung lainnya.

Sementara itu, Kepala desa Penujak, Lalu Suharto mengungkapakan rasa syukurnya atas kunjungan orang nomor dua di NTB itu. Ia mengakuai sangat bangga sehingga keluh masyarakat dapat disampaikan di hadapan wagub NTB. Diungkapkannya bahwa kondisi jalan provinsi yang melintasi desa penujak sangat membutuhkan perhatian pemerintah. Oleh karena itu, Suharto sangat berharap kehadiran Wagub dapat memberi perubahan baru bagi masyarakat Desa Penujak.

“Ini merupakan semangat bagi kami untuk membangun desa lebih baik lagi. Semoga ke depan desa kami akan menjadi salah satu desa yang maju di NTB,” harapnya.

Ia mengakui bahwa desa penujak jarang disentuh oleh berbagai program pemerintah. Apalagi kondisi jalan utama sekaligus sebagai jalan provinsi juga merupakan akses utama masyarakat meningkatkan ekonominya, dan kini kondisinya mulai mengkhawatirkan. Mengingat jumlah penduduknya sudah mencapai 16.475 jiwa penduduk dengan 5.700 Kepala Keluarga. Dengan jumlah itu, Suharto berharap bantuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dapat terwujud.

“Sebagian besar masyarakat kami sebagai penghasil gerabah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kami siap untuk menerima perubahan yang dicanangkan oleh pemerintah,” pungkasnya.

Senada dengan itu, Kepala Desa Sengkol, Satria Wijaya Sarap mengatakan desa sengkol merupakan desa sebagai pintu menuju destinasi wisata Mandalika dan sekitarnya.  Maka untuk mendukung semua program pembangunan destinasi wisata harus memperindah gerbangnya yaitu desa sengkol. Terutama terkait akses jalan yang belum sepenuhnya di perbaiki di sekitar pemukiman masyarakat.

“Kami sangat berharap kepada pemerintah Provinsi agar dapat mendukung segala pembangunan desa kami,” harapnya.

Selain itu, ia mengatakan, masyarakat Desa Sengkol sudah didorong untuk mendukung program zero waste yang dicanangkan oleh pemerintah provinsi. Edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga lingkungan sudah dilakukan. Bahkan kesadaran masyarakat sudah mulai nampak terkait pentingnya kebersihan lingkungan desa.

“Kami membangun masyarakat agar paham lingkungan, namun kami masih kekurangan SDM dan fasilitas pendukung lainnya,” keluhnya. (rif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here