Mataram, katada.id – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akhirnya memilih proses Addendum dalam penyelesaian perkara investor PT Gili Trawangan Indah (PT GTI).
Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc. mengatakan, penyelesaian dengan Adendum dalam kontrak atau surat perjanjian dengan PT GTI berarti tambahan klausula atau pasal yang secara fisik terpisah dari perjanjian pokoknya. Namun secara hukum melekat pada perjanjian pokok itu.
“Pemerintah provinsi memilih penyelesaian ini dengan pertimbangan matang bersama Kejaksaan Tinggi,” ujar Gubernur dalam keterangan pers di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Kamis (3/6).
Gubernur menjelaskan, beberapa pilihan lain seperti pemutusan kontrak dan berperkara di pengadilan telah menjadi pertimbangan. Opsi ini dipilih dengan tiga hal pokok yakni tidak merugikan pemerintah daerah sebagai pemilik aset, tetap menghargai perjanjian kerjasama dengan investor serta tidak merugikan masyarakat yang telah menempati sebagian lahan PT GTI.
Untuk itu, Sekretaris Daerah, Drs. H. Lalu Gita Aryadi, M.Si., memastikan minggu depan akan ada penandatanganan pokok pokok kesepakatan dengan PT GTI dan terus berproses sampai dengan kesepakatan yang memuaskan semua pihak.
“Semua sedang berproses sekarang dan sebelum Agustus sudah final”, sebut Sekda.
Ditambahkan Sekda, poin penting adalah bahwa selama ini PT GTI tidak mengelola aset lahan di Gili Trawangan. Oleh karena itu opsi Addendum ini juga akan mengatur ulang kesepakatan baru dari kontrak yang telah ada dengan aturan hukum yang berlaku kekinian. (jm, diskominfotikntb)
DPRD NTB hrs segera mengambil sikap atas addidum yg akan dilakukan Pemda NTB dengan PT.GTI. Demi marwah DPRD dan mencegah pelanggaran oleh Pemda dan GTI harus mempertahankan rekomendasi yg telah diputuskan DPRD tentang Gili Terawangan. Pemasukan dari GTI hanya 22 jt per tahun,sedangkan pemasukan dari masyarakat ke PAD KlU milyaran rupiah pertahun. Pemda seharusnya melihat fakta di lapangm. Jangan membuat keresahan dan kegaduhan masyarakat.