Katada

Pendidikan Keluarga Mendorong Pemahaman Peran Gender

Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, saat memberikan sambutan dan sekaligus menjadi narasumber.

Mataram, katada.id – Keluarga memiliki peran penting dalam membentuk karakter, adab dan cara berpikir anak dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, pendidikan keluarga menjadi pondasi anak tumbuh dan berkembang dengan agama yang kuat, berakhlak, produktif dan berkualitas. Sehingga dapat mendorong pemahaman anak tentang persamaan peran laki-laki dan perempuan.

Pesan ini disampaikan Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, saat memberikan sambutan dan sekaligus menjadi narasumber pada kegiatan Pertemuan Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender Tahun 2020. Senin, (1/12) di aula kantor Dinas Perberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB).

“Pendidikan yang baik, dalam keluarga dapat memperlakukan dan mengajarkan hak dan peran anak-anak setara atau sama. Baik itu anak laki-laki maupun perempuan dari segi mendapatkan pendidikan dan hak lainnya, juga mendapatkan porsi yang sama untuk maju. Nah, itu harus dibangun,” kata Ummi Rohmi sapaan akrab Wakil Gubernur NTB.

Menurut Ummi Rohmi, kalau dalam keluarga itu terbangun kebersamaan dan keharmonisan, supaya orang tua mengajarkan persamaan hak saling menghargai dan melindungi anak laki-laki dan perempuan, maka akan terbangun pola pikir bahwa perempuan dan laki-laki memiliki peran yang sama dalam sendi kehidupan ini. Baik itu dalam mendapatkan hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan, sosial dan hak lainnya.

“Sehingga anak-anak yang dididik sejak dini akan memiliki kepercayaan diri yang sama. Kalau pola didik seperti itu diterapkan dalam keluarga, saya yakin dalam semua sektor kehidupan, perempuan dan laki-laki akan mampu bersinergi membangun daerah dan bangsa ini,” ucapnya.

Dijelaskannya, bahwa peremuan juga harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi, untuk mampu berproduktif dan berkualitas. “Kita mampu kita bisa, jangan ada dalam pikiran kita, selalu merasa berbeda dengan laki-laki. Kita tidak berbeda, hanya jenis kelamin yang berbeda, tetapi dari segi kualitas dan dari sisi apa yang bisa dilalukan dengan baik untuk umat, agama, bangsa dan negara,” jelasnya.

Perempuan memiliki banyak kelebihan, sehingga potensi dan bakat ini harus terus didorong. Salahsatunya dari lingkungan terkecil seperti keluarga tadi. Jadi, meletakan landasan yang kuat, keluarga sebagai tempat untuk pendidikan, akhlak dan mental musti ditanam sejak awal untu menciptkan generasi masa depan sebagai penerus,” terangm mantan kedua DPRD Lombok Timur ini.

Wanita yang dinobatkan sebagai perempuan Inspiratif 2019 ini juga menegaskan, jangan ada anggapan bahwa hanya laki-laki yang dapat melindungi perempuan, namu perempuan juga dapat melindungi laki-laki.

Selain itu ungkap Wagub, bahwa fungsi perempuan sebagai istri, ibu rumah tangga itu beda lagi konteksnya. Namun dari segi produktifitas dan kualitas perempuan harus sama dalam segala hal. Peningkatan kualitas dan peran perempuan dasarnya harus dari keluarga. Ia berharap perempuan harus kuat dan tahan banting dalam segala hal. Mengatasi masalah perempuan juga harus dimulai sejak dini dengan terus mengedukasi dan pendampingan, tentang hak dan kewajiban serta perannya di masyarakat.

Untuk itu jelas Wagub, sinergi dan perhatian semua pihak juga dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas dan hidup perempuan maupun hak-hak anak dapat diperjuangkan dengan baik. Sehingga untuk mewujudkan itu harus bersinergi dengan semua pihak. Dari hulu hingga hilir. “Maka dari itu, DP3AKB harus menggandeng semua elemen. Misalnya PKK karena pembangunan berbasis keluarga merupakan konsentrasi dan program PKK. Termasuk program posyandu keluarga dapat digunakan sebagai media untuk edukasi dalam meningkatkan katahanan keluarga. “Termasuk mendorong agar peningkatan kualitas dan hak-hak anak dan perempuan,” tutup Wagub.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi NTB Ir. Husnanidiaty Nurdin mengatakan kegiatan ini untuk mendorong peran maksimal perempuan dalam semua sector. Baik itu, Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) oleh para perencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), sebagai wujud adanya komitmen para pengambil keputusan, dengan harapan kegiatan yang dilaksanakan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

“Kami ini mendorong komitmen dan peran strategis masing-masing Driver Penggerak PPRG dalam Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender dalam melaksanakan perannya untuk percepatan pelaksanaan PUG di Provinsi NTB,” kata mantan Kadispora NTB ini.

Sehingga, setiap Perangkat Daerah (PD) mempunyai pemahaman yang sama dalam mengintegrasikan pengarusutamaan gender pada sistim perencanaan melalui implementasi PPRG sehingga dihasilkan anggaran responsif gender di PD tersebut.

Dijelaskan Husnanidiaty Nurdin, masih ada OPD dibawah lingkup Pemrov. NTB yang masih belum secara maksimal menerapkan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) di OPDnya. “Sesuai indicator dan mekanismenya, Ada 8 OPD yang belum responsip dan maksimal, sehingga kdepan akan kami dorong untuk sinergi dan bersama membangun peran gender ini,” jelas Kadis DP3AP2KB.

Sehingga harapanya, NTB dapat memperoleh Anugerah Parahita Ekapraya (APE), penghargaan terhadap prakarsa dan prestasi yang dicapai dan menunjukan kondisi dan kesejahteraan orang lain dalam kaitannya dengan pencapaian kesejahteraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di daerah. “Targetnya, NTB akan berusaha meraih anugerah ini.”tutupnya. (red)

Exit mobile version