Perawatan Pasien Covid-19 Mahal, Satu Kali Tes Swab Habiskan Rp 2,4 Juta

0
Pasien sembuh di Lombok Barat saat dipulangkan, Jumat (8/5).

Lombok Barat, katada.id – Perawatan pasien Covid-19 atau virus corona memakan biaya besar. Satu kali tes swab bisa habiskan Rp 2,4 juta.

Hal itu terungkap saat pelepasan 12 orang pasien sembuh yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 di Lombok Barat, Jumat (8/5). Sebanyak 2 orang pasien yang sembuh dirawat di RSUD Tripat Gerung, dan 10 lainnya di RS Awet Muda (RSAM) Narmada.

Direktur Rumah Sakit Awet Muda (RSAM), dr. AAN Putra Suryanatha mengatakan pasien yang sembuh dan dipulangkan tidak dibebankan biaya, namum ditanggung pemerintah. “Kita sementara ini melakukan swab dan hasilnya dikirim ke rumah sakit provinsi dan Bhayangkara, ” katanya ditemui sesaat sebelum acara pemulangan pasien covid 19 yang dinyatakan sembuh.

Biaya ini, sebut dr Aan, mahal. Seolah senada dengan apa yang disampaikan Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid sebelumnya bahwa Lombok Barat bisa bangkrut bila terlalu banyak orang yang positif Covid-19.

“Sekitar Rp 2,4 sekali pemeriksaan,” jelas dr Aan. Bukan hanya itu, harga Alat Pelinding Diri (APD) pun, kata dr Aan, sangat mahal. Harganya berkisar Rp 800 ribu/unit yang hanya sekali pakai.

Lebih lengkap, kata dr Aan, pasien yang dinyatakan sembuh telah minimal dua kali pemeriksaan swab dengan hasil negatif. Masing masing orang bervariasi, ada yang setelah lima kali mengikuti swab dari saat diagnosanya.

Dalam hal ini, dr Aan menegaskan berapa biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan sekian kali pemeriksaan seperti itu. Dikatakan, kondisi itulah yang seharusnya menyadarkan masyarakat untuk patuh dengan himbauan pemerintah dan mereka yang terkena patuh pada protap penanganan Covid-19.

“Tapi ada juga pasien yang tidak patuh. Yang namanya pasien covid ini rata rata yang kita rawat masuk dalam kategori ringan sedang. Mereka merasa seperti tidak sakit,” jelasnya.

Pihak RSAM, aku dr Aan, menghadapi pasien yang tidak mengikuti prosedur dan memaksakan diri ingin keluar dari rumah sakit, maka yang dilakukan adalah upaya pendekatan melalui tokoh agama dan tokoh masyarakat asal pasien, mereka didatangkan untuk menenangkan pasien. Akhirnya pasien bisa menerima dan lolos sampai mereka sembuh dan hari ini dipulangkan. (red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here