Katada

Petani di Bima Keluhkan Harga Jagung Anjlok Jelang Panen Raya

Ilustrasi. (google/net)

Bima, katada.id – Harga jagung berangsur turun jelang panen raya. Kondisi ini dikeluhkan petani jagung di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Harga jagung Desember 2023 sampai Februari 2024 sempat menggembirakan petani. Harganya tembus hingga Rp 8.500 per kilogram dengan kadar air 16 persen.

Jelang panen raya, harga jagung berangsur turun hingga Rp 6800 per kilogram. Kini, harga jagung terus anjlok hingga Rp 4500 ribu – Rp 4.525 per kilogram dengan kadar air 17 persen.

Petani asal Soromandi, Kabupaten Bima, Ahmad mengaku harga jagung tersebut jauh dari harapan. Karena menurutnya tidak seimbang dengan modal produksi.

Baca juga: Kabar Gembira untuk Petani, Harga Jagung di Dompu Masih Tinggi

“Kalau harga jagung Rp 4.500 per kilogram, kami rugi. Karena modal yang kami keluarkan saat tanam sangat tinggi,” ujarnya.

Ia mencontohkan pengeluaran untuk pembelian bibit jagung. Satu dus isi 20 kilogram, Ahmad membelinya dengan harga Rp 2,8 juta. “Bibit yang kami beli sangat mahal,” ungkapnya.

Begitu juga dengan pestisida. Untuk penyemprotan awal, ia menghabiskan sekitar 6 liter pestisida dengan harga Rp 100 per liter.

Baca juga: Viral! Gadis di Bima Dilamar dengan Mahar Rp 3 Miliar, Ternyata Isinya Dedaunan

“Pupuk juga mahal. Pupuk urea subsidi kami beli di pengecer Rp 135 ribu per karung isi 50 kilogram. Sedang pupuk phonska subsidi kami beli Rp 150 ribu per karung,” bebernya.

Otomatis, harga jagung Rp 4.500 ini tidak membuat petani untung. Karena itu, ia mendesak pemerintah setempat memperjuangkan nasib petani. “Pemerintah jangan diam dengan keadaan ini. Kami minta harga jagung agar diperjuangkan,” pintanya.

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menetapkan harga acuan pembelian (HAP) jagung dengan kadar air 15 persen Rp 4.200 per kilogram.

Baca juga: Ombudsman NTB Temukan Penyimpangan Seleksi PPPK Tahun 2023 di Bima

(ain)

Exit mobile version