Katada

Pria di Kota Bima yang perkosa adik ipar berusia 10 tahun terancam hukuman mati

Tersangka Dewa saat diperiksa di Polres Bima Kota. (Foto facebook Mediaberita Penting Gajali)

Kota Bima, katada.id – Polres Bima Kota menetapkan AR alias Dewa (29) warga Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima sebagai tersangka. Ia diduga memperkosa A (10), yang merupakan adik iparnya sendiri. Seperti diketahui, korban A meninggal dunia beberapa saat setelah diperkosa oleh tersangka.

Dewa ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan keterangan saksi-saksi serta alat bukti lainnya. ”Tersangka sudah ditahan di mapolres,’’ terang Kapolres Bima Kota, AKBP Haryo Tejo Wicaksono, Jumat (23/4).

Baca Juga: Pria ini ditetapkan sebagai tersangka pemerkosaan anak SD yang tewas di Dara Kota Bima

Tersangka Dewa dijerat dengan pasal 81 ayat 5 UU Nomor 17 tahun 2016 Tentang penetapan peraturan pemerintah penganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan ke-2 atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-undang jo Pasal 76D Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang No.23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Pasal 81 ayat 5 berbunyi dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76D menimbulkan korban lebih dari 1  orang, mengakibatkan luka berat, gangguan jiwa, penyakit menular, terganggu atau hilangnya fungsi reproduksi, dan/atau korban meninggal dunia, pelaku dipidana mati, seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 10 tahun dan paling lama 20 tahun.

Baca Juga: Anak SD berusia 10 tahun di Kota Bima diduga meninggal akibat kekerasan seksual

Kapolres menambahkan saat ini penyidik sedang menyusun dan melengkapi berkas tersangka. ”Jika sudah rampung akan segera dilimpahkan ke Kejari Bima,” tandasnya.

Sebagai informasi, korban meninggal dengan kondisi luka robek tak beraturan di bagian kelamin. Selain itu, ada juga luka memar di sekitar bagian kelamin korban.

Baca Juga: Terdakwa pemerkosa dan pembunuh siswi SD di Kota Bima divonis hukuman mati

Pada Rabu pagi (24/2), korban yang masih duduk di bangku sekolah dasar dibawa bibinya ke IGD Puskesmas Paruga akibat demam dan muntah darah. Namun nyawa korban tidak bisa diselamatkan dan korban dinyatakan meninggal pukul 11.25 wita.

Dari keterangan dokter puskesmas yang menangani korban, terdapat luka robekan pada selaput darah dan kelamin korban serta lubang vital lain dalam keadaan lebam. (izl)

Exit mobile version