Katada

Rayakan 17 Agustus Dijalan Rusak, LTDS: Tanah Kelahiran Kami Dijajah

LTDS memasang baliho di jalan rusak Desa Wadukopa

Bima, katada.id– Laskar Terpelajar Donggo dan Soromandi (LTDS) kembali menggelar aksi simbolik memperingati 77 tahun Kemerdekaan Indonesia, yang dilakukan di Desa Wadukopa Kecamatan Soromandi, Rabu, (17/8). 

Aksi itu dilakukan dengan memasang dua buah baliho besar diruas jalan yang terkelupas dan berlubang-lubang di Desa Wadukopa. Mahasiswa mengklaim bahwa Bupati Bima, Ketua DPRD Bima dan anggota DPRD dari Dapil III membiarkan masyarakat tidak menikmati makna kemerdekaan.

Warga Wadukopa, Kur’an mengatakan bahwa kerusakan jalan kewenangan Pemkab Bima yang menghubungkan Desa Punti dan Desa Wadukopa mengalami kerusakan selama bertahun-tahun.

“Kondisi jalan ini sangatlah rusak parah. 77 Tahun Indonesia merdeka, tanah air kami masih dijajah. Pemkab Bima dan DPRD Bima kompak tutup mata dan tutup telinga,” ujarnya.

Menurut Kur’an, kerusakan jalan tersebut terjadi karena ada indikasi politik balas dendam yang dimainkan kekuasaan.

“Bupati Bima saya duga aktor intelektual dibalik kerusakan jalan ini. Alokasi keadilan dilakukan bias politik,” tudingnya.

Sementara Kordinator Umum LTDS, Wahyudin Al-Walid menuturkan bahwa aksi simbolik di Wadukopa itu keberlanjutan aksi simbolik yang dilakukan di Desa O’o Kecamatan Donggo.

“Jika Bupati dan Anggota DPRD dari Kecamatan Donggo dan Soromandi ngotot bungkam, kita kabarkan pada semua orang, kami tak akan berhenti sampai mereka bicara,” terangnya.

Wahyu menjelaskan bahwa secara khusus Donggo dan Soromandi terasingkan dari pembangunan. Menurutnya, Bupati enggan menyikapi aspirasi masyarakat, dan enggan pula turun menyerap aspirasi masyarakat.

“Dijalan raya tidak ada rantai feodalisme yang menghalangi suara masyarakat pada yang disebut pemimpinya. Ini cara kami mengabarkan pada semua orang, di Bima urusan dasar rakyat saja tidak dipenuhi Pemerintah,” urainya.

Dia pun menambahkan bahwa aksi simbolik itu akan diupayakan untuk diteruskan diberbagai Desa yang menjadi saksi kezholiman Pemerintah.

“Disetiap tempat ada bukti kebijakan kolonial Pemda Bima akan bertumbuh perlawanan,” pungkasnya. (sat).

Exit mobile version