Lombok Utara, Katada.id – Rotary Club’ Indonesia melalui Distrik 3420 (distrik wilayah Timur) meresmikan bantuan korban gempa berupa gedung PAUD dan hunian kepada masyarakat Kabupaten Lombok Utara (KLU). Mereka meresmikan PAUD Nurul Huda di Dusun Rebakong, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, KLU.
Peresmian PAUD dilakukan Jumat (22/11). Hadir Bupati KLU H Najmul Akhyar, Kepala Dinas Dikpora KLU H Fauzan Fuad, Presiden Rotary Indonesia District Timur Ace Robin, Ketua Spins Interactional School, dan Ketua Rotary Club Surabaya Central, Mr Manoj Bhat , Mr Manoj Pillay, dan Mr Abraham Zacharia.
Rotary Club’ District Governor, Febri Hapsari mengatakan, Rotary Club’ Indonesia konsisten untuk membantu persoalan sosial masyarakat. Terutama pascagempa Lombok, Rotary ikut bergerak sejak penanganan pada masa tanggap darurat dilanjutkan dengan penanganan fisik di massa transisi.
“Saya harapkan kepedulian sosial seperti ini tetap bisa ditularkan di daerah lain. Kami berpandangan, semua manusia punya hak yang sama untuk hidup yang lebih baik,” ujarnya.
Febri mengatakan, Rotary siap membantu masyarakat korban gempa. Tidak hanya di Lombok Utara, korban gempa di Palu dan Donggala juga menjadi perhatian.
Terhadap bangunan yang diserahkan kepada masyarakat Rebakong, Febri menitip pesan agar bangunan tersebut dimanfaatkan maksimal untuk membangun sumber daya generasi. Bantuan ini merupakan implementasi atas dukungan visi Pemerintah Republik Indonesia, yakni menciptakan SDM Unggul Indonesia Maju.
“Jaga dan rawat bangunan sehingga anak-anak betah belajar,” serunya.
Sementara, Ketua Rotary Club Surabaya Central, Mr Manoj Bhat mengingatkan hal serupa agar gedung dimanfaatkan sehingga siswa PAUD menjadi anak yang pintar, menjadi anak baik, pekerja keras dan pengabdi untuk masyarakat.
“Sebagai warga yang pernah melihat bencana gempa, senantiasa selalu ingat, harus membantu orang lain,” pesannya bijak.
Sedangkan Bupati Lombok Utara, H Najmul Akhyar berpesan kepada warga setempat bahwa musibah gempa tidak mematikan mimpi melainkan memberi hikmah besar.
Dari salah satu hikmah tersebut, Pemda Lombok Utara memperoleh penghargaan festival film nasional. Bahkan di beberapa masyarakat, timbul solidaritas dari warga KLU kepada korban gempa Palu dan Donggala.
“Masyarakat masih di tenda, ketika terjadi gempa Palu, anak SD turun bawa kotak donasi, bukan untuk mereka tapi untuk Palu. Masyarakat juga himpun hasil bumi seperti kopi, pisang, kelapa, dikumpulkan lalu dijual dan donasikan ke Palu,” katanya.
Pada momen masih trauma gempa, trauma healing dilakukan dengan cepat dan tanggap oleh banyaknya relawan. Sehingga dalam waktu dua Minggu saja, anak-anak semasih di tenda sudah bisa belajar.
“Guru-guru kita kumpulkan, kita minta mengajar di Posko sehingga anak-anak belajar dengan guru siapapun yang ada di posko,” pungkasnya. (ham)