Rp 15,34 Miliar Untuk Pemulihan Pariwisata KLU

0
Sejumlah wisatawan datang berlibur ke Gili Trawangan, belum lama ini

 

Lombok Utara, Katada.id- Pandemi covid-19 memukul sektor pariwisata yang menjadi unggulan Kabupaten Lombok Utara (KLU). Memulihkan kembali pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) KLU mendapatkan hibah cukup besar dari pemerintah pusat. Saat ini mereka tengah berkomunikasi dengan hotel untuk memberikan diskon hingga paket menarik bagi wisatawan.

“Nanti polanya kerjasama (subdisi,red) dengan pemerintah. Kapal cepat pun juga begitu,” ujar Kepala Disbudpar KLU Vidi Eka Kusuma, Senin (9/11).

Kata dia, Desember mendatang saat menjelang tahun baru pihaknya ingin membuat event. Event tersebut menjadi ajang promosi pariwisata KLU dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.

“Nanti ada pertunjukan rakyat mengenai budaya, kesenian, dan lainnya,” sambung dia.

Pusat event nantinya akan dilakukan di Gili Trawangan. Rencananya kegiatan tersebut akan berlangsung selama dua hari. Meski wisatawan mancanegara (Wisman) masih belum bisa banyak datang, pihaknya menargetkan wisatawan domestik (Wisdom).

“Perihal diskon sekarang tengah proses komunikasi dengan hotel, termasuk apa hal lainnya yang bisa kita lakukan,” jelas Vidi.

Vidi membeberkan, KLU mendapatkan hibah Kementerian Keuangan sebesar Rp 15,34 miliar untuk pemulihan pariwisata. Anggaran tersebut sebanyak 70 persen memang dialokasi untuk hotel dan restoran.

Anggaran itu, kata dia, digunakan untuk berbagai program pengusaha hotel. Mulai dari untuk subsidi diskon, promosi, sosialisasi pariwisata, hingga gaji karyawannya.

“Lima persen untuk pengawas internal pemerintah,” aku dia.

Sedangkan 25 persen sisanya digunakan Disbudpar untuk melakukan kerjasama dengan beberapa  perusahan. Mulai dari segi CHSE (Clean, Healthy, Safety, and Environmet), restorasi destinasi wisata, dan lain sebagainya.

“ Itu harus selesai per 30 Desember, dan tidak diperuntukkan untuk pembangunan fisik,” kata dia.

“Akhir tahun ini kita ingin buat week and year holiday. Kami ingin nanti ada subsidi untuk sepeda, trasportasi dokar, dan lainya. Itu yang kita tawarkan kepada yang mau bekerjsama, dan ini baru rencana kita,” jelas mantan kepala Disnaker PMPTSP KLU itu.

Sementara terkait restorasi destinasi wisata, Disbudpar akan merestorasi terumbu karang. Kata Vidi, pihaknya akan bekerjasama dengan DKKPN untuk konservasi. Sebab lebih dari 50 persen terumbu karang di tiga gili telah hilang.

“Walaupun kecil, setidaknya kita coba melakukan restorasi. Mudah-mudahan bisa memancing dana yang lebih besar lagi ataupun perhatian, “ harap dia.

Restorasi tersebut rencananya akan dilakukan di 10 titik. Yakni Nipah, Klui, Padanan, Kecinan, tiga gili, Medana, Jambianom, dan Papak. Restorasi itu juga dibarengi dengan penghijauan di tiga gili.

“Ini adalah kesempatan karena masuk musim hujan,” ujar dia.

Vidi mengatakan, pemulihan pariwisata ini akan melibatkan seluruh Pokdarwis di KLU. Bahkan mereka juga aktif dilibatkan dalam sosialisasi CHSE.

Terkait subdisi pariwisata itu, ada satu yang masih menjadi kekhawatiran saat ini. Yakni target yang tidak terpenuhi. Misalnya target 1.000 orang dengan subsidi Rp 300 ribu per orang. Jika tidak terpenuhi, maka uangnya tidak bisa terpakai.

“Di mana nanti kita pertanggungjawabkan. Itu yang masih kendala kita,” tandas dia.

“Jika yang datang hanya 200 orang, artinya selisih 800 orang. Mau dikemanakan sisa uang itu. Sekarang kita sedang pikirkan matang- matang strateginya itu,”tutup dia.

Sementara itu, Sekretaris Komisi II DPRD KLU Hakamah meminta Disbudpar lebih selektif dalam membuat program. Artinya program yang tidak terlalu penting tidak perlu dilakukan. Seperti program di Kerta Gangga yang pembangunannya diulang-ulang namun tidak berfungsi.

Ia menginginkan, perencanaan Disbudpar harus benar-benar matang. Sebelum itu, harus dilakukan Musrembang dengan seluruh Pokdarwis, baru dinaikkan ke RPJMD. Kemudian dewan akan memback up agar bisa terealisasi sesuai keinginan warga dalam memulihkan pariwisata.

“Karena yang namanya pariwisata ini tidak bisa jalan sendiri, jadi kearifan lokal itu yang menjadi hal terpenting, kebudayaan kita inni harsu  kita perhatikan betul-betul,” kata dia.

Menurut Hakamah, pariwisata KLU saat ini dalam keaadaan melempem. Belum ada perubahan signifikan sejak adanya covid-19. Artinya belum ada geliat Disbudpar untuk bagaimana menghidupkan kembali pariwisata. Dia menyarankan agar semua leading sektor pariwisata bisa bersama turun ke lapangan untuk melihat hal yang perlu dilakukan.

Lanjut dia, dengan anggaran yang besar, ia berharap Disbudpar bisa mengadakan kegiatan yang memang  bisa menarik minat orang untuk berwisata ke KLU. “Jadi kita harus bangkit dan bangkit sekarang ini, jangan karena Covid-19 yang dijadikan alasan,” pungkas dia. (ham).

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here