Lombok Utara, katada.id – RSUD Tanjung membutuhkan anggaran sebesar Rp 15 miliar untuk penanganan Covid-19 atau Virus Corona. Kebutuhan ini sudah dihitung jika terjadi lonjakan kasus selama enam bulan ke depan.
“Jadi kurang lebih anggaran yang kita usulkan untuk penanganan Covid-19 di RSUD kurang lebih Rp 15 miliar untuk jangka waktu enam bulan kedepan,” ungkap Direktur RSUD Tanjung Syamsul Hidayat, Jumat (10/4).
Ia menjelaskan, kebutuhan Rp 15 miliar ini sudah dihitung berdasarkan kebutuhan operasional selama enam bulan. Dirincikan, untuk operasional selama tiga bulan membutuhkan Rp 1,8 miliar. Jika ditambah tiga bulan lagi menjadi Rp 3,6 miliar. Jumlah ini sudah termasuk insentif, makan dan minum serta sewa rumah untuk petugas yang melakukan perawatan terhadap pasien Covid-19.
Ia melanjutkan, kebutuhan lainya yakni peralatan, laboratorium dan ICU. Sebab ketika ada rujukan dari puskesmas, mau tidak mau harus menyediakan ruangan ICU khusus penanganan Covid-19 ini dan membutuhkan anggaran sebesar Rp 8 miliar. Sedangkan untuk laboratorium sekitar Rp 2 miliar.
“Jadi kita harus antisipasi terjadinya lonjakan. Apalagi sekarang ini yang tersedia hanya 4 bed saja, mau tidak mau 10-15 bed harus kita siapkan dan itu membutuhkan anggaran sekitar Rp 2 miliar,” sambungnya.
Jika Pemda nanti memiliki rencana untuk menempatkan pasien seperti ODP dan PDP ini di RSUD sementara, itu tergantung kebijakan Bupati dan Sekda. Pihaknya mengaku tidak bisa masuk diranah tersebut. Kalaupun Bupati meminta, pihaknya akan segera membuatkan perencanaan kebutuhan anggarannya lagi.
“Tetapi kalau memang diminta dibutakan perencanaannya, kita akan buatkan,” ujarnya.
Kata dia, kalau rencana pindah ke RSUD sementara itu jadi, pihaknya berencana melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan. Sedangkan untuk menyediakan kebutuhan makanan setiap harinya, ia akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial. Sebab RSUD hanya melakukan pemeriksaan fisik dan lainya yang berurusan dengan kesehatan.
“Ketika benar-benar terjadi lonjakan,Rp 15 milia itulah estimasi kebutuhannya kita. Untuk pertangungjawabannya nanti ada laporannya dan bisa jadi ini tidak habis nanti, karena hitungannya itu jika terjadi lonjakan,” tutupnya. (ham)